Monday 28 December 2009

JALAN PANJANG SANTRI MENJADI PENULIS


Judul Buku : Jalan Terjal Santri Menjadi Penulis
Penulis : Rizal Mumazziq Zionis, dkk.
Penerbit : Muara Progresif
Cetakan : Pertama, 2009
Tebal : xii + 224 halaman

“Kalau engkau bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar, maka jadilah penulis”. Kata-kata Imam Ghazali itulah yang membuat semangat Syaiful A’la, salah satu penulis buku ini, terus berkobar untuk menulis. Kesukaannya terhadap bidang tulis-menulis itu muncul sejak ia duduk di bangku MTs (setara dengan SLTP) di Nasy’atul Mutuallimin, Dungkek Sumenep. Saat itu banyak teman-teman yang tidak tahu tentang kesukaannya itu, sebab ia memang cenderung menutup diri, dan ketika menulis pun ia lakukan di tempat yang cukup sepi, yaitu di jalan yang menghubungkan antara rumah dan sekolahnya, jaraknya pun cukup jauh dan tempatnya lumayan sepi. Kebiasaan ini pun ia bawa saat ia mondok di Pondok Pesantren Nasyatul Mutallimin Gapura Sumenep, yang kemudian membawanya berkenalan dengan beberapa media cetak. Serta memberinya kesempatan untuk menjadi Redaktur Buletin ‘Gelora’ di Pondoknya.
Setelah lulus dari pondok itu, ia pun melanjutkan pendidikannya ke IAIN Sunan Ampel Surabaya. Meski pada awalnya ada beberapa pihak yang kurang setuju dengan keputusannya, namun dengan segenap keyakinan ia tak menghiraukan pendapat mereka itu. Keyakinan itulah yang membawanya pada sebuah pertemuan dengan beberapa teman yang di kemudian hari membantunya mengembangkan bakat menulisnya. Dan setelah melalui proses panjang, setelah berpuluh kali dikecewakan Redaktur karena tulisannya tidak layak muat, Dewi Fortuna akhirnya berada di dekatnya, tepat pada tanggal 17 April 2006 untuk pertama kalinya tulisannya dimuat di Duta Masyarakat. Lalu dalam jangka yang cukup berdekatan tulisan-tulisannya mulai bergiliran nampang di Koran-koran dan majalah-majalah. Dan selanjutnya, dengan kuseksan menembus media, ia pun diangkat menjadi Redaktur Opsi Nasional. Dan hingga hari ini, tulisannya cukup diperhitungkan oleh beberapa media.
Kisah yang hampir serupa dialami Rizal Mumazziq Zionis, dalam buku ini ia menceritakan pengalamannya dalam menjalini proses kreatifnya dalam menulis. Ia mengawali prosesnya saat ia masih duduk di MA Al Islam di Joresan Mlarak Ponorogo, saat itu ia suka menulis di Majalah Tembok (Mabok). Lambat laun hobi itu terus melekat dalam dirinya. Hobi itu pun ia bawa hingga ia pindah ke kota pahlawan Surabaya untuk melanjutkan jenjang S1 di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Di sana ia berkenalan dengan Yusuf Hanafi, tetangga kamarnya di Pondok Mahasiswa An Nur yang pada saat itu sedang menjabat menjadi Redaktur rubrik Khazanah Pesantren di Harian Bangsa. Pak Yusuf –begitu ia memanggil Yusuf Hanafi—yang mendengar pengakuannya tentang hobi menulis sangat senang sekali bahkan Pak Yusuf memintanya untuk menulis di rubrik yang ia asuh. Dengan penuh semangat Rizal menulis dengan harapan tulisannya bisa dimuat.
Namun tulisan yang ia hasil dengan ‘berdarah-darah’ tidak terdengar kabarnya, bahkan Pak Yusuf pun sulit ditemui. Ia pun kecewa, namun di suatu pagi, saat ia membolak-balik Koran di loper koran, ia menemukan namanya terpampang di rubrik Khazanah Pesantren. Betapa bahagianya dia saat itu. Lalu setelah itu, karya terus mengalir dari tangannya dan dimuat di beberapa media nasional dan lokal. Ia pun diminta oleh Pak Yusuf untuk menggantikannya menjadi redaktur Khazanah Pesantren. Dan di kemudian hari, ia pun diangkat menjadi redaktur Majalah AULA.
Muhammad Suhaidi RB, juga menulis proses kreatifnya menjadi penulis dalam buku ini. Penulis asal Madura ini mengakui bahwa darah penulis tidak pernah mengalir dalam tubuhnya. Ia mengenal dunia kepenulisan saat ia mondok di Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk Sumenep. Perkenalannya dengan dunia tulis-menulis berawal dari tugas guru bahasa Indonesianya, Pak Ali Mufti Akhmad, untuk menulis catatan harian atau diary setiap hari. Tugas itu ia jalani dengan tekun hingga akhirnya minat untuk jadi penulis tumbuh dalam dan mendarah dalam dirinya.
Suhaidi—begitu ia disapa—kerap kali menuai kegagalan dalam mempublikasikan karyanya di media, tapi dengan penuh semangat ia terus berusaha tanpa mengenal lelah. Hingga akhirnya tak bisa dipungkiri bahwa tulisannya cukup ‘bergizi’ dan dimuat di Tabloid INFO. Sejak saat itulah ia pun mulai diperhitungkan dalam dunia kepenulisan di daerahnya terutama di Podok Pesantren Annuqayah. Dan dengan menulis itu pula ia mampu membiayai pedidikannya di STIK Annuqayah hingga ia dinobatkan sebagai wisudawan terbaik.
Sedangkan Hana Al-Ithriyyah, penulis yang juga jebolan Pondok Pesantren Annuqayah, dalam buku ini mengisahkan awal proses kepenulisannya dimulai sejak ia masih duduk di kelas IV SDN Guluk-Guluk Sumenep. Saat itulah hobi menulisnya timbul. Ketika duduk di bangku MTs, ia pun terus mengasah kemampuannya di bidang itu, terlebih lagi didukung dengan banyaknya buku-buku yang dikoleksi almarhum Babanya, KH. Waqin Khazin yang banyak menginspirasinya dalam menulis terlebih dalam menulis cerpen. Hingga akhirnya cerpennya yang berjudu ‘Donat’ dimuat di Majalah Annida dan kumpulan cerpennya yang berjudul ‘My Valentine’ diterbitkan pada 2006 silam oleh Gema Insani Press (GIP). Dia mengakui sebelum karya-karyanya dipublikasikan dia sering mengalami kegagalan namun dia tetap berusaha, bahkan ia pun mengakui bahwa akhir-akhir ini ia sulit menulis karena kesibukannya tapi dia berusaha untuk menulis.
Buku Jalan Terjal Santri Penulis ini juga ditulis oleh sembilan penulis lainnya. Yaitu, Ahmad Muchlish Amrin, Noviana Herlianti, Nur Faishal, Azizah Hefni, Salman Rusydie Anwar, Muhammadun AS, Ana FM, Ahmad Khotib, dan Fathorrahman Jm. Mereka adalah penulis-penulis yang ditelorkan oleh pesantren-pesantren ternama.
Membaca buku ini akan membuka mata kita bahwa menjadi seorang penulis tidaklah harus tinggal di lingkungan mewah, buktinya mereka yang menulis dalam buku ini merupakan anak-anak yang dilahirkan di daerah yang jauh dari hangar-bingar kehidupan kota. Juga, kita akan tahu bahwa menjadi penulis tidak membutuhkan bakat, factor bakat hanya mendukung lima persen dalam perjalan menjadi penulis. Dan tak lupa pula, satu hal yang harus kita ketahui, perjalanan menjadi penulis tidak semudah apa yang kita bayangkan. Untuk menjadi penulis kita harus melalui beribu-ribu rintangan, termasuk ditolak redaktur dan dicacimaki. Oleh karena itu, kita tidak boleh menyerah, kita harus berusaha untuk meraiha apa yang kita mimpikan.
Dengan adanya buku ini kita dapat mengetahui bahwa betapa pada masa sekarang ini para santri telah memenuhi dunia kepenulisan tanah air. Bahkan tidak jarang dari mereka menjadi orang yang diperhitungkan dalam dunia jurnalistik dan sastra di Negara ini. Sebuah bukti bahwa santri yang ada saat ini telah mengulang sejarah, di mana pada masa silam, pada masa ulama’-ulama’ salaf santri merupakan penulis paling produktif dan karya mereka hingga saat ini masih diperhitungkan dan layak untuk dijadikan bahan bacaan.
Untuk para teman-teman santri, buku ini sangat penting untuk dibaca. Kerena tidak selamanya santri itu harus berkutat dengna kitab-kitab kuning, tetapi juga bagaimana kita sebagai santri mencoba menulis. Sebab dengna menulis image santri yang terkesan kolot di mata masyarakat luas akan terhapus, dan akan membuktikan bahwa para santri, para ‘kaum sarungan’ juga bisa menghasilkan sebuah karya yang layak diabadikan.
Namun, sebagus apapun sebuah karya, pastilah di situ ada celahnya. Buku ini mengandung cukup banyak kata tidak baku yang sepantasnya tidak digunakan dalam penulisan jenis tulisan seperti yang ada di buku ini, dan walaupun memang harus memakai kata tidak baku mungkin lebih baik kata tersebut dicetak miring.
Dan marilah kita tanam kata-kata Imam Ghazali pada awal tulisan ini pada hati kita. Juga karena sepandai apapun orang itu jika ia tidak berkarya atau menulis maka ia akan hilang ditelan waktu, seperti kata almarhum Gus Zainal Arifin Thoha, “Aku menulis maka aku ada”. Mari para santri, jadilah penulis.!


Thursday 24 December 2009

MENJADI SANG PEMIMPI

"Bermimpilah. Maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu". Itulah perkataan Arai pada Ikal, dalam film Sang Pemimpi saat mereka mau memulai bermimpi. Sebuah film karya sutradara ternama Riri Reza yang tayang sejak 17 Desember lalu di bioskop seluruh Indonesia. Film ini merupakan sekuel dari film Box Office Laskar Pelangi yang terlebih dahulu ditayangkan pada akhir 2008 kemarin. Namun, tulisan ini tidak akan membahas tentang film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Andrea Hirata itu, melainkan akan membahas sebuah pesan yang ada di balik ceritanya, yaitu pesan agar kita berani bermimpi dan mengejarnya tanpa mengenal lelah.
Bermimpi memang hal yang mudah, setiap orang pasti bisa bermimpi, bahkan setiap kali kita terlelap mimpi itu akan datang dengan sendirinya tanpa diminta. Bermimpi yang dimaksud bukanlah sekedar bermimpi. Bukan hayalan yang kita adaptasi dari kisah-kisah fiktif. Bukan pula apa yang kita lihat dalam tidur kita lalu kita membuatnya menjadi fakta, bukan. Tapi mimpi yang dimaksud di sini adalah sebuah ide besar, cita-cita setinggi langit yang mustahil untuk meraihnya tanpa usaha dan kerja keras.
Dalam kisah Sang Pemimpi, bermimpi bisa sekolah di Eropa, di Paris Prancis dan bisa menjelajahi Eropa Afrika merupakan hal yang mustahil bagi seorang anak miskin dari kampung terpencil di pulau Belitong, sebuah pulau kecil di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia, seperti Arai dan Ikal. Namun hal itu tidak lagi mustahil ketika mereka berani bermimpi dan berani menggapainya meski seribu rintangan harus dilewati dan terus berjuang tanpa sempat berkenalan dengan kata 'menyerah' hingga mimpi itu tercapai.
Kisah-kisah tentang meraih mimpi tidakh hanya diceritakan dalam film ini, melainkan banyak sekali. Salah satnya yang mungkin masih melekat dalam ingatan kita adalah kisah Wright bersaudara (Wilbur Wright dan Orville Wright). Semuanya berawal ketika dua bersaudara itu sedang duduk melihat langit, saat itu melintas seekor burung di atas mereka berdua. Dan tersiratah dalam benak mereka, mimpi untuk bisa terbang seperti burung dan melihat isi bumi dari atas sana.
Langkah awal yang mereka tempuh adalah membuat replika sayap burung yang mereka letakkan di kedua tangan mereka, tapi ternyata alat itu tidak mampu membantu membantu mereka untuk terbang, mereka gagal. Ternyata kegagalan tidak membuat mereka menyerah, mereka terus mencari ide, mencoba satu alat lain dan yang lainnya lagi hanya untuk bisa mengejar mimpi mereka, bisa terbang seperti burung. Tapi ternyata kegagalan masih menyertai mereka. Hingga suatau ketika, seubah ide datang menghampiri pikirang mereka, sebuah ide tentang pesawat terbang, mereka pun mencoba menerapkan ide mereka, dan kali usaha mereka tidak sia-sia. Mereka bisa terbang dengang sebuah alat yang mereka berinama Wright Flyer, pesawat yang mampu terbang sejauh empat mil.
Eep Syaifullah Fatah, salah satu intelektual dari Universitas Indonesia pernah berkata, "Mimpi adalah setengah cita-cita. Cita-cita adalah setengah dari rencana. Rencana setengah dari kerja keras. Dan kerja keras adalah setengah dari keberhasilan". Dalam Islam pun diajarakan tentang usaha tanpa kenal lelah, atau yang lebih dikenal dengan istilah ikhtiar, ikhtiar merupakan sebuah usaha untuk mencapai apa yang kita inginkan, yang kita mimpikan, berusaha tanpa kenal lelah yang disertakan doa sepanjang waktu kepada Allah. Tak lupa pula, usaha tersebut harus disertai keyakinan bahwa setiap usaha akan mendapatkan balasan dari Allah. Seperti yang difirmankan oleh Allah, ”Aku seperti apa yang dipikirkan hambaku”. Artinya, jika kita berpikir dan yakin bahwa Allah akan memberikan apa yang kita mimpikan, maka apa yang telah kita yakini tersebut akan dikabulkan oleh Allah, serta dipermudahkan jalan untuk mencapainya.
Sebenarnya inti dari semua itu adalah bagaimana kerja keras kita untuk menghadapi proses yang akan kita lalui untuk mengejar mimpi-mimpi kita. Kita melihat kesuksesan sesorang bukanlah kesuksesan itu sendiri, tapi kita melihat proses panjang yang dia lalui untuk mencapai kesuksesan itu. Dan sekali lagi, penulis katakan, mimpi bukanlah hayalan, tapi mimpi merupakan awal dari sebuah perubahan. Mari kita bermimpi! Mari kita jadi Sang Pemimpi.


Monday 14 December 2009

MENCARI NURANI PARA TIKUS

Seperti yang kita ketahui bersama tikus merupakan hewan yang identik dengan sesuatu yang kotor, sampah atau kolong jembatan yang mempunyai sifat serakah, tidak mau kalah dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Namun saat ini, muncul species baru dari tikus, yaitu yang tidak lagi identik dengan kotoran, species ini kebalikan dari tikus pada umumnya, mereka berpakaian rapi, bersih, berdasi, dan mengendarai mobil bagus. Sarangnya pun tak lagi di kolong jembatan atau tempat sampah ataupun tempat-tempat kotor lainnya, melain sebuah bangunan mewah yang mirip istiwa yang dipenuhi fasilitas-fasilitas serba mewah dan aksesoris-aksesoris terbaru. Tapi ada satu kesamaan dengan tikus pada umumnya yang melekat pada species ini, yaitu sifatnya. Sifat serakah, tak mau kalah, dan mementingkan diri sendiri. Sifat inilah yang menjadi cirri khasnya.
Kita tidak perlu menyusuri tempat kotor atau tempat sampah untuk menemukan mereka. Kita hanya perlu membaca Koran dan menonton televisi setiap hari, pasti kita akan menemukan mereka. Karena mereka adalah para manusia yang mungkin sering kita dengar namanya, bahkan mungkin bisa jadi salah satu dari mereka merupakan orang terkenal yang sudah setiap hari kita temui di televisi dan Koran karena kepintarannya. Species ini dalam bahasa orang-orang pintar atau bahasa kerennya ‘koruptor’. Mereka telah menyebar di sekitar kita. Jadi, para pembaca untuk tidak heran jika bertemu dengan mereka.
Peringatan hari anti korupsi se-dunia yang diperingati oleh para mahasiswa dan aktivis seluruh tanah air dengan demo serentak pada tanggal 9 Desember kemarin seharusnya menjadi hari introspeksi bagi mereka. Seharusnya mereka yang saat ini sedang bersembunyi di balik gedung bertingkat nan penuh kemewahan tersebut menyadari betapa kecewanya masyarakat terutama mereka kaum bawah yang selalu termaginalkan dengan sikap mereka yang seenaknya dan tidak pernah memikirkan rakyat bawah.
Sebenarnya jika mereka mau berpikir lebih panjang dan mau memperhatikan rakyat bawah, melirik anak-anak yang harus rela mengamen dan menjadi pedagang asongan karena tidak punya biaya untuk meneruskan pendidikannya, pastinya mereka akan sadar bahwa uang yang telah mereka gunakan untuk memuaskan nafsu mereka bukan hak mereka, melainkan milik rakyat yang pada saat yang sama sedang meringis menahan rasa sakit karena terlalu lama perut mereka tidak disentuh makanan, dan pengamen-pengamen kecil yang sedang dibentak-bentak seseorang karena orang itu merasa terganggu dengan mereka, sedang jauh dilubuk hati para pengamen itu ada rasa untuk mengenyam pendidikan yang layak seperti anak-anak pada umumnya agar tak ada lagi hinaan dan cacian yang dilontarkan padanya.
Bukti kongkrit yang bisa kita ambil dari hal itu sebenarnya tidak harus jauh-jauh sampai ke ibu kota. Kita lihat saja di provinsi kita tercinta yaitu Jawa Timur, menurut harian Surya (10/12/2009) melansir bahwa kota terkorup di Jawa Timur adalah kota Surabaya dengan kerugian mencapai Rp. 439 miliar yang rata-rata uang tersebut dikorupsi dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Dengan jumlah yang sedemikian besar, bisa kita bayangkan apa yang bisa kita dapatkan dan kita perbuat dengan uang tersebut. Dan jika uang yang sedemikian banyak itu kita pergunakan untuk membiayai anak-anak tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan mereka, tentunya beratus-ratus anak yang akan mendapatkan pendidikan yang serta menjadi generasi bangsa yang dapat diandalkan. Ironisnya, jumlah tersebut hanya untuk kota Surabaya saja, bukan jumlah keseluruhan di provinsi Jawa Timur terlebih lagi hanya kasus yang masuk ke pengadilan saja, belum termasuk kasus yang tak terungkap. Sungguh tak bisa dibayangkan.
Andai saja uang itu tidak dikorupsi dan digunakan untuk memuaskan nafsu tikus-tikus yang bersarang di gedung-gedung kantor itu penulis yakin anak-anak jalanan yang sering kita temui di pinggir jalan dan pengamen-pengamen yang seringkali mengusik ketenangan kita pun juga tak akan lagi berkeliaran. Kerena dengan adanya uang tersebut mereka bisa mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal yang layak.

Intinya Adalah Kesadaran
Menurut penelitian Transperency International tentang tingkat korupsi di dunia, Indonesia pada Nopember 2009 menempati peringkat ke-111, naik 15 belas peringkat dari peringkat sebelumnya yaitu peringkat ke-126. Fakta tersebut menjadi bukti bahwa semakin hari korupsi di Indonesia semakin meningkat bukan menurun.
Sebenarnya penyebab utama dari hal ini sangat sederhana sakali, yaitu kesadaran dalam diri mereka. Namun hal yang sederhana seakan tidak berarti di mata mereka kerena segumpal nafsu telah menutup nurani mereka dan membunuh kesadaran yang bersemayam di dalamnya.
Menurut Imam Al Ghazali, orang yang hati nuraninya telah tertutup nafsu, sangat sulit baginya untuk melihat kebenaran. Yang ada dalam pikirannya hanyalah bagaimana mereka bisa memuaskan nafsunya saja tanpa berpikir dampak yang disebabkannya setelah itu.
Perlu diakui memang, kesadaran yang ada dalam diri setiap manusia sangatlah penting, karena tanpa kesadaran perbuatan seorang manusia tidak pernah bermanfaat bahkan akan merugikan orang lain. Namun kesadaran yang dimaksud di sini bukanlah kesadaran dalam arti fisik saja, tapi kesadaran dalam arti batin. Yang mana kesadaran itu timbul dari hati nurani yang kemudian akan mendorong manusia untuk berpikir apakah yang dia perbuat itu akan merugikan orang lain atau tidak, apakah ia hanya memuaskan nafsunya ataukah ia ingin dirinya berguna bagi orang lain.
Kesadaran yang seperti itulah yang seharusnya ada dalam setiap diri mereka para tikus itu. Karena dengan hal itu sifat ketikusan dalam dirinya akan hilang dan tidak lagi menjadi siluman tikus pemakan uang rakyat dan negara akan aman dari pencuri seperti mereka yang kemudian menjadikan rakyat makmur serta negara tercinta memiliki generasi-generasi yang cakap yang akan membawa Indonesia kepada masa depan yang lebih cerah.


Sunday 6 December 2009

ELEGI SANG PEMIMPI

Purnama di kota ini masih belum terjaga dari tidurnya
bintang-bintang tak lagi saling bercerita di serambi langit
dan malam tak mampu keluarkan aura cantiknya

Sedang di tengah kota sana, tepatnya sebuah stasiun renta
sang pemimpi sedang duduk di bangku peron
menunggu datanya sebuah kereta
yang akan membawanya kembali ke tempat kelahirannya
;sebuah tempat yang dihuni makhluk-makhluk kata
dan sungai sajak yang tak pernah mengalir

Di peron itu, ia terus memangdangi rel-rel tak berujung
berharap kereta yang ia tunggu segera datang
sambil sesekali meneguk segelas kopi tinggal ampas
sedang di pelupuk matanya segumpal resah
tengah membesar hampir menutup pandangnya

Namun, hingga fajar duduk di serambi langit
;membangunkan seluruh semesta
kereta itu belum juga datang
dan pemimpi itu telah terbating
nafasnya tak lagi terdengar merdu
detak jantungnya pun tak lagi seperti genderang

Akhirnya, saat sang surya telah terbangun
Azrail yang berdiri di sampingnya
membawanya pergi ke seubah ruang hitam dan pengap
di bawah stasiun sana
;tempat itu orang-orang menyebutnya "alam kubur"

Desember 2009


Saturday 5 December 2009

SEEKOR BUAYA TAKKAN MAMPU MENGALAHKAN SERIBU CICAK

Buaya merupakan salah satu hewan buas yang tidak mempunyai rasa kasihan ketika menyerang mangsanya. Dia tidak segan untuk mencabik daging musuhnya saat amarahnya tengah memuncak, dengan cara apapun akan ia lakukan hal itu asalkan nafsunya bisa terpenuhi. Sedangkan cicak adalah salah satu reptelia yang mempunyai kecepatan dan kecekatan untuk kabur, dia mempunyai tipu daya untuk mengelabui musuhnya, bahkan cicak bisa saja membunuh musuh yang lebih besar darinya dengan tipu daya dan kecerdikannya sehingga musuhnya terperangkap di dalam jebakan strateginya.
Mungkin seperti itulah perumpamaan koruptor dengan KPK atau CICAK (cinta Indonesia Cinta KPK). Koruptor dengan kekuatannya yang besar akan melakukan segala cara untuk mendapatkan uang puluhan juta meskipun rakyat yang akan menjadi korbannya. Dan KPK atau CICAK layaknya seekor cicak dengan gesitnya menyusup ke sela-sela sarang buaya yang menakutkan lalu dengan kecerdikannya dia menjebak buaya itu hingga tak berdaya di meja hijau.
Seperti itulah sepak terjang KPK sejak dibentuk pada tahun 2004 silam oleh Presiden Susilo Bambang Yodhoyono, dengan gesit dan cerdik mereka mampu menangkap koruptor-koruptor rakus yang tidak mempunyai rasa kasihan terhadap rakyat. Namun akhir-akhir ini ada beberapa pihak yang sepertinya iri dengan sepak terjang KPK dengan CICAKnya. Mereka seakan dengan sengaja menyudutkan KPK. Mereka merasa terganggu dengan kinerja KPK yang semakin hari semakin semakin baik.
Bukti kongkrit yang bisa dilihat dari itu adalah perseteruan antara Polri dengan KPK yang memang sampai sekarang masih menjadi topic hangat pembicaraan baik antar masyarakat maupun tulisan-tulisan di beberapa rubrik di berbagai media. Dari berita-berita yang ada di beberapa media kita dapat menyimpulkan bahwa KPK memang dengan sengaja disudutkan. Mereka mungkin merasa terganggu dengan keberadaan dan kinerja KPK yang mereka rasa akan membuat rahasia mereka terungkap kepada publik, sehingga mereka membuat beberapa masalah yang kemudia membuat KPK tersudutkan.
Masalah-masalah itu bisa kita buktikan. Pertama adalah kasus pembunuhan terhadap Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasruddin Zulkarnaen beberapa bulan yang lalu yang melibatkan ketua KPK non-aktif Antasari Azhar sebagai salah satu tersangka. Seperti yang kita ketahui bahwa sampai detik ini kasus itu belum menemukan titik pencerahan siapakah yang ada dibalik semua itu. Dalam kasus tersebut dapat kita rasakan bahwa kasus tersebut dipermainkan oleh Polri karena dalam kasus tersebut terlibat Antasari Azhar yang ketika masih menjabat menjadi ketua KPK mampu menceploskan penjabat-pejabat tinggi ke balik jeruji besi karena terbukti melakukan korupsi.
Dalam kasus tersebut terlibat pula mantan Kapolres Jakarta Selatan Williardi Wizard. Dia mengatakan bahwa kasus Antasari tersebut sudah ada skenario yang disusun oleh beberapa orang dari Polri. Menurut pengakuannya dia diminta para penyidik untuk membuat berita acara sesuai dengan kehendakknya yang intinya untuk menjerat Antasari. Karena jaminan dari pihak kepolisian, terlebih dari pimpinan Polri maka Williardi memenuhi permintaan tersebut. Namun nyatanya keesokan harinya oleh Polisi dia diplot menjadi salah satu tersangka dari kasus pembunuhan tersebut.
Dalam kasus yang lain, yaitu kasus Suap yang juga melibatkan pihak KPK yaitu, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M. Hamzah terdapat bukti bahwa dibalik kasus tersebut ada peran polisi dalam skenarionya. Yaitu pertemuan Susno Duadji, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri dengan Anggoro Widjojo yang menjadi salah satu tersangka dalam kasus penyuapan tersebut di Singapura. Memang, Undang-Undang Polri tak melarang pejabat polisi bertemu tersangka atau buronan, tetapi etika dan moralitas pejabat yang digaji uang rakyat harus bisa mencegahnya. Juga sampai saat ini sosok Yulianto yang kabarnya menjadi penurus uang suap dari Anggodo kepada pihak KPK belum jelas.
Nah bukti-bukti itulah yang menjadikan masyarakat dan media mengklaim adanya keterlibatan Polri dalam dua kasus tersebut. Dan tidak dapat dipungkiri pula bahwa keterlibatan Polri dalam penyusunan skenario kasus pembunuhan dan penyuapan tersebut dilatarbelakangi adanya buaya besar rakus yang merasa terganggu dengan kinerja kelompok cicak yang semakin hari semakin solid untuk memberantas buaya-buaya serakah tidak punya belas kasihan terhadap rakyat.
Mungkin buaya yang ada di balik Polri dan aparat penegak hukum lainnya mempunyai kekuatan besar untuk mengalahkan cicak KPK. Tapi cicak yang dimilik KPK tidak hanya satu CICAK saja tapi seribu cicak dari seluruh Indonesia yang sangat cerdik dan mempunyai kerja sama tim yang cukup solid sehingga sulit untuk Buaya rakus tersebut untuk mengalahkan cicak.


Saturday 31 October 2009

DI KOTA PAHLAWAN

Langit begitu cepat berubah
mentari yang riang menyambut pagi
kini telah tak sadarkan diri dengan muka pucat

Benar-benar tak pernah kubayangkan
kota yang kemaren sore masih kuanggap
kota pahlawan ternyata sebuah kota
berpenghuni makhluk-makhluk tak bermuka
yang tak pernah belajar melukis senyum

Di kota ini, tak sekejap pun embun memelukku
meski terkadang malam begitu senang menyambutnya
bintanpun tak pernah mengunjungiku
meski sudah berkali-kali kukirimkan surat padanya
hanya angin dengan muka masam dan berbau alkohol
terus menghampiriku

Di kota ini, dengan bertubuh keringat
kutapakkan kaki, kupejamkan mata
demi menunggu datangnya firman Tuhan
yang kan Jibril bawa untukku subuh nanti

Oktober 2009


Saturday 10 October 2009

DIARY BIRU

I
Aku masih tetap di sini,
di sebuah jalan becek penuh cerita
menunggu datangnya seorang wanita berwajah matahari
sambil membaca kembali selembar kertas
yang kuselipkan di diary biruku

Meski senja telah memeluk langit
dan petir terus bernyanyi

II
Aku akan tetap di sini menunggunya
sambil terus bernyanyi dan menulis sejuta puisi
di diary kusam ini

Meski aku tahu wanita itu tak mungkin datang
karena dia telah bersanding
dengan seorang pangeran buruk rupa
dan mengucap janji suci bersamanya

Karena bagiku, tetap di sini
aku bisa merampungkan tujuh kitab puisi
yang akan kupersembahkan pada sang surya paras
lima ada lagi
di firdaus dunia
;aku akan memetik buah-buah mimpi di sana

September 2009


Monday 31 August 2009

Diary Senin, 31 Agustus 2009

Hidup di sebuah kota besar memang tak semudah yang aku kira. lebih-lebih kota Surabaya, belum satu bulan aku hidup di Surabayatapi aku sudah tidak kerasan. apalagi kalau mengingat kuliah yang sudah mau masuk sejak besok. Sebenarnya, itu bukan masalah, yang menjadi masalah adalah besok adalah hari pertama dan aku masih belum kenal satupun teman satu kelasku, cuapeekk dech... terlebih lagi besok kalau menurut jadwal masuk sampai jam 14.30, duh jadi pusing...
Pokoknya hari ini aku merasa tidak kerasan, padahal ketika aku mau berangkat aku sudah bertekat untuk semangat kuliah di IAIN Sunan Ampel, tapi... ya Allah tolong berikan aku kekuatan untuk bisa melewati hari-hariku di Surabaya.


Wednesday 17 June 2009

Lepas Pisah Siswa Kelas Akhir SLTA Annuqayah




Guluk-Guluk – Selasa pagi (16/6) pengurus PPA Annuqayah mengadakan acara Lepas Pisah Siswa-Siswi Kelas Akhir SLTA Annuqayah. Acara tersebut dilaksanakan di Aula As-Syaraqawi PP Annuqayah.
Menurut K. Alawi Thaha, Ketua IV Pengurus PP Annuqayah yang menjadi penanggung jawab acara tersebut menuturkan bahwa acara tersebut dilaksanakan untuk mempersatukan seluruh siswa-siswi SLTA se-Annuqayah segaligus untuk mempererat rasa persaudaraan. “Annuqayah itu satu. Jadi, tak ada perbedaan, persaudaraan pun harus dipererat,” tuturnya.
Acara yang dihelat sesederhana dan sesakral mungkin tersebut diisi dengan pembacaan ayat-ayat Al Quran, sambutan ketua pengurus PPA, tausiyah dari Pengasuh, istighasah yang kemudian diakhiri dengan salam sungkem siswa-siswi kepada seluruh jajaran pengasuh dan dewan guru.
Dalam sambutannya, ketua Pengurus PP Annuqayah, K. A. Hanif Hasan menyampaikan agar semua siswa-siswi yang telah lulus UN untuk tidak terlalu bergembira dan berbangga karena menurut beliau masih ada ujian yang lebih berat lagi. “Ujian tersebut adalah UAS, yaitu ujian amaliah sehari-hari. Dalam ujian inilah banyak yang tidak lulus karena ujian ini tidak hanya mengandalkan kepintaraan saja tapi juga mengandalkan aklaq, kesabaran dan ketabahan,” kata K. Hanif.
Tak jauh berbeda dengan pendapat K. Hanif, Ketua Dewan Pengasuh PP Annuqayah, K. Ahmad Basyir AS dalam tausiyah yang diberikan pada seluruh siswa-siswi. Beliau menjelaskan meskipun dalam UN para siswa berhasil lulus dengan nilai yang bagus, belum tentu saat terjun di dalam kehidupan masyarakat, saat menyebarkan ilmu-ilmu Allah juga akan berhasil tanpa didasari dengan aklaq yang baik dan kesabaran. “Karena aklaq merupakan hal yang paling penting dan kunci untuk meraih kesuksesan dalam menyebarkan ilmu-ilmu Allah,” papar beliah.
Acara yang bermoto “Sederhana dan Sakral” ini dihadir oleh 576 siswa dan siswi dari seluruh SLTA PP Annuqayah.
Melihat jumlah siswa yang hadir 90 % dari jumlah, Syamsul Arifin, selaku ketua paniti acara tersebut merasa gembira pasalnya dia merasa kerja keras selama satu bulan tidak sia-sia. “Jumlah ini (siswa-siswi yang hadir,Red) merupakan bayaran yang setimpal atas kerja keras panitia,” ungkapnya. Lulusan MA 1 Annuqayah tahun 2009 ini juga mengharap agar semua siswa-siswi untuk tidak melupakan Annuqayah. “Karena Annuqayah sudah sangat banyak jasanya bagi teman-teman. Jadi, saya harap jangan pernah lupakan Annuqayah,” lanjutnya.


Wednesday 20 May 2009

PUISI SEBELUM TIDUR

Waktu mendaki puncak malam begitu jauh
Meninggalkan udara beku
Dan sepi yang amat erat mendekap
Sendang unggun yang kunyalakan
Dengan reranting cemara pantaimu
Tak kunjung hangat

Bintang dan rembulan
Terlelap seja senja lalu
Mereka kelelahan temaniku yang tak bosan
Bercerita tentang kepakan sayapmu
Dan denting dawai biola birumu
Yang kau mainkan tiap subuh untukku

Segelas Vodka yang kudapat
Dari negeri matahari
Tak mampu tuk hangatkan darahku
Sedang mendung di kelopak mata
Kian menebal menutup pandangku

Mungkin inilah saatnya
Kurebahkan tubuh ini di pangkuan bumi
Melepas seluruh penat yang menumpuk di kepala
Menikmati tidur panjang tak burujung
Dan melukis pelangi wajahmu di langit mimpi

Namun, sebelum aku benar-benar tertidur
Ku mohon padamu, simpanlah seikat puisi
Yang kukirim kemarin pagi
Karena hanya dengan puisi itu
Aku bisa memanggil dan menyapamu

Mei 2009


Saturday 9 May 2009

MENUJU RUMAH ABADI

Temaram senja telah pergi
Menyisakan sepi yang mengental
Di dasar kalbu

Angin sepoi berganti badai
Yang berduet dengan petir beribu votl
Mengguncang bumi renta
Mengusir rembulan dan bintang
Dari pangukuan langit

Malam ini, beribu tentara Azrail
Mengitari bumi dengan wajah suram
Membuat burung-burung tak bernyanyi
Dan pepohonan tak menari

Akhirnya, tibalah waktu aku harus pergi
Meninggalkan riak sungai yang menyejukkan
Dan pantai Slopeng dengan sejuta pasir

Nia, peliharlah awan merah muda
Yang kuikat di belakang gubukku
Dan biola dengan lukisan pelangi di dawainya
Agar bila nanti kau mengingatku kembali
Aku akan menyapamu lewat dawai biola itu
Dan akan kukirim hujan dengan awan itu
Dari rumah abadi

Mei 2009


Thursday 23 April 2009

SEBUAH STASIUN DAN KERETA KEMATIAN

Sepi menyeret langkahku yang beku
Dan berselimut luka ke peron yang renta ini

Matahari terlelap di pangkuan langit
Ia kelelahan temaniku seharian
Menunggu kereta yang kau janjikan
Akan mengantarku ke kotamu

Di stasiun ini, sunyi tak pernah tidur
Tak ada lagi penumpang menunggu
Gemericit roda kereta
Sambil duduk di bangku berlumut
Hanya penikmat malam yang tak henti
Menjajahkan hidangan hangat tubuhnya
Yang tetap ramaikan peron ini

Di stasiun ini, ditemani secangkir kopi
Yang tinggal ampas, aku menunggu
Kereta yang kau katakan berwarna putih
Dan di dalamnya berjuta peri

Waktu mendaki puncak malam
Para satpam mengatupkan mata
Saat itu kereta dengan bunyi yang menusuk
Telinga datang, namun warnanya bukan putih
Melainkan hitam dengan bau dupa yang menyengat

“Inilah kereta yang akan menjumputmu
;kereta kematian” kata Azrail
Sambil menepuk pundakku

April 2009


Wednesday 22 April 2009

KEMARAU

Deru nafas malam begitu hangat
Mendidihkan seluruh tubuh

Sungguh tak ada suara dalam kalbu
Tak ada cahaya dalam jiwa
Semua telah musnah
Bersama pupusnya serbuk halus sabdamu
Yang kau tinggalkan untukku senja lalu

Aku tahu, sejak kau titipkan
Sebuah biola biru pada burung-burung untukku
Kau tak lagi bersemedi di kota putih
Kau telah kembali ke langit

Aku tahu, sejak badai menyetubuhiku
Dan mendung tak henti-henti menutup pandangku
Kau tak lagi kirimkan hujan dan pelangi
;sungai kataku benar-benar kering

Di pantai ini, kumainkan biola darimu
Memanggil ombak yang tertidur di dasar laut tuk bangun
Dan awan merah jambu tuk menyapamu
Agar kemarau ini segera berakhir
Dan bunga-bunga puisi kembali bersemi

April 2009


Sunday 19 April 2009

UN Besok

UN dah di depan mata, untuk para pengunjung blog ini saya minta tolong agar saya bisa sukses mengahadapi UN. Amien....


Wednesday 15 April 2009

TRILOGI RINDU

TRILOGI RINDU

I
Semisal ampas kopi
Yang mengental di dasar gelas
Bayangmu melekat tak terhapus

Baru kemarin sore kau kirimkan untukku
Kartu selamat ulang tahun
Yang di pojok atasnya setempel bibirmu
Tapi dahaga pada air mukamu
Kembali menusuk kerongkongan

II
Di sini badai masih belum beranjak
Melucuti kulit, hanya tulang tersisa
Ku berharap kau bersamaku
Menyelimuti luka dengan sayap malaikatmu

III
Andai malam ini kau bisa melihat diriku
Aku yakin kau akan kirimkan cahaya purnama
Hapus sedih, bunuh sunyi
Lalu aku akan bersemedi
Dan memeluk prasasti bayangmu
Meski api, tanah, air dan petir bisu padaku

April 2009


Friday 10 April 2009

KOTA KETUJUH BELAS

Waktu telah terlampau jauh berlari
Tak terkejar
Sedang diriku tertatih, menyusun kembali serpihan rindu
Yang pecah disambar petir

Hari ini aku tiba di kota ketujuh belas
Tak ada yang beda di sini
Hanya sepi mencoba tuk setubuhi
Membuatku tak bisa bernapas

Sejenak kulepaskan lelah, membuang asap bosan
Yang menyelimuti

Di kota ini, ingin sekali kuakhiri perjalanan ini
Sebab kabut mulai menutup pandangku
Tapi lamunku membawaku ke ucapmu tentang malaikat
Membangkitkan seluruh hasratku
Tuk temukan seluruh mozaik hidupku
Yang ada pada hidupmu

Di kota ini akhirnya kuputuskan
Aku takkan kembali ke rumah Tuhan
Sebelum kutemukan kunci hatimu

April 2009


Saturday 4 April 2009

HARI YANG DITUNGGU

akhirnya tibalah yang aku nantikan. hari ulang tahun. semua yang kuharapkan akhirnya tercapai. terutama surat dari angel. ternyat dia ingat ultahku. alhamdulillah.


Wednesday 1 April 2009

MENDUNG DAN PELANGI

Aku tak mengerti apa maksud semua ini
Tiap kali mawar di taman kalbu
Berputik, mendung tutupi mata
Dan petir bernyanyi mengutukku

Mungkin Tuhan telah menulis berjuta
Huruf runcing di kitab hidupku
Hingga air mata terus bergelombang
Membanjiri, memporakporandakan bangunan nurani

Sudah satu abad matahari tak menemuiku
Purnama pun tak lagi terangi gelap imaji
Aku rindu senyum dan canda mereka
Tapi mengapa mereka tak lagi mengirim salam
Marahkah,
Bencikah?
Atau mereka telah tiada?
Aku tak tahu,
Sebab terlalu banyak sekenario yang harus aku jalani

Namun yang aku tahu dari semua itu
Setiap ada mendung hujan akan turun
Dan pelangi pasti mengikuti

Maret 2009


Monday 30 March 2009

BALADA SANG PEMIMPI

Setelah mimpi yang kuletakkan di langit
Sewindu lalu jatuh
Sepi memukulku, meremukkan tulangku

Setelah semua itu terjadi tak ada yang bisa
Aku lakukan, menulis puisi pun aku tak mampu
Sedang dahaga akan segelas air wajahmu
Menekan leher

Andai saja aku tak menyelam
Di laut bayangmu
Mungikin Tuhan telah memberiku sayap
Dan aku terbang bersama burung

Tapi semua itu telah terjadi
Berkeluh kesah dan menangis pun tak ada guna
Kau tetap jadi bidadari yang tak menyapaku
Dan aku binatang bawah samudra

Lalu dengan segelas Vodka dari langit
Kuhilangkan seluruh insomnia
Agar aku bias tertidur bersama bumi
Untuk selamanya

Maret 2009


Monday 23 March 2009

CATATAN HIDUP BULAN INI

Bulan ini dua pintu yang mestinya bisa aku masuki terxata tertutup dengan tiba-tiba. Aku tak tahu apa itu karena kebodohanku atau bukan yang jelas aku berharap salah satu pintu itu bisa terbuka untukku suatu saat nanti.
Dan ada beberapa tokoh yang aku suka yang namanya sama dengan orang yang aku benci, yang telah membuat salah satu pintu yang aku tuju itu tertutup. Salah tokoh itu adalah kiper utama AS ROMA.


Friday 20 March 2009

NARSISME SEBELUM KEMATIAN

Andai aku bisa meminta waktu
Untuk tidak berlari
Aku yakin luka ini takkan kurasa
Dan dirimu takkan tergoda oleh iblis itu

Kulalui malam-malamku
Bersama angin bisu dan langit murung
Tak ada lagi cerita dan puisi
Tentang Adam Hawa atau Layla Majnun
Yang selalu kau bacakan untukku

Di kota ini, sepi menyelimutiku
Suara dedaunan pergi bersama senja
Sedang tubuhku beku tanpa segelas susu katamu

Mungkin terlalu banyak kulukis mimpi
Hingga aku tak bisa bangun dari tidur
Pagi tadi, dan tak satu pun langkah yang bisa kutempuh

Sekarang Azrail di dekatku
Tuhan mengutusnya tuk menjemputku
Aku berharap saat kau kembali nanti
Saat kau membaca surat yang kutitipkan
Pada bintang-bintang
Kau menangis untukku
Dan aku akan tenang di rumah abadiku

Maret 2009


Wednesday 18 March 2009

SURAT UNTUK NIA

Awalnya aku tak menyangka, Nia
Suara yang kau kirimkan lima purnama lalu
Berubah pelangi di langit imaji

Tak ada satu sajak pun tentangmu
Yang mampu kutulis di buku harianku
Sejak kau ceritakan tentang bunga-bunga
Di lembah hatimu bukan untukku

Aku tahu, Nia
Pintu istana hatimu telah tertutup rapat
Tapi izinkan aku singgah di sana
Walau hanya satu malam
Sebab esok aku ingin bertemu
Dengan ombak dan angin pantai Slopeng
Aku rindu suara merdu mereka

Malam ini malam purnama, Nia
Aku ingin kau kirimkan seikat kata
Agar mimpi tentang bidadari timur laut
Kembali menemani

Lalu dengarkanlah lantunan dawai hujan
Kunyanyikan sebuah lagu surga untukmu
Meski dirimu tak pernah mendzikirkan
Namaku di setiap sujudmu

Maret 2009


Wednesday 4 March 2009

SURAT UNTUKMU DI PANTAI KENANGAN

Waktu tak pernah melirikku
Yang tertatih mengikutinya
Dia masih saja berlari tanpa letih

Insomnia yang dulu pernah etubuhiku
Kala kau kedipkan mata beningmu
Mencoba mencumbuku lagi
Sedang mimpi yang kutulis di langit
Pudar warnanya
Mungkin tuhan belum membacanya

Pertama kali kupalingkan pandangku
Padamu, kau lukiskan senyummu
Di atap kepalaku

Kini saat aku mulai berusaha menyusun
Serpihan rindu untukmu
Angin mangabariku
Kau terbang bersama pangeran
Dari negeri seberang
Tinggalkan pantai kenangan
Dan bukit cahaya persmayaman kita

Tapi aku tak peduli,
Aku yakin kau pasti kembali
Meski saat itu aku telah tidur
Dalam pelukan bumi

Februari 2009


Sunday 1 March 2009

SAPORAH

Memed,
Mungkin api yang sedang membara
Dalam hatimu, ingin kau lemparkan padaku
Karena kau telah mencuri
Permata dari kantong hatimu

Zuhir,
Kau bintang kejora
Matamu tak pernah redup
Hatimu penuh warna

Akeng,
Lukisan senyum di wajahmu
Membuatku selalu bercahaya
Meski badai menyerangmu
Layar hatimu tak pernah roboh

Ilyas,
Serbuk katamu begitu halus
Mungkin dalam dirimu
Seorang malaikat yang tuhan turunkan
Tuk temanimu melewati fragmen kelabu
Yang tak berhenti menghias kisahmu

Tak ada dalam lubukku
Menghapus semua cerita yang kita tulis
Saat menikmati senja dan fajar
Meski kini dalam jiwaku
Tengah bersemayam bidadari
Yang tak sepantasnya aku kenal

Mungkin seikat ma’af
Yang kukirimkan pada kalian lewat angin
Tak cukup tuk hapus tinta kelabu
Yang kutumpahkan pada sutra putih kalian
Aku ingin kita kembali bersama
Bernyanyi dan berpuisi
Menyambut pagi yang selalu kita nanti

Februari 2009


Tuesday 24 February 2009

AKHIR CERTIA; REUNI LASKAR PELANGI


Judul Buku : Maryamah Karpov
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan : Pertama, Nopember 2008
Tebal : 504 Halaman

Bermimpilah karena tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.

(Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi)

Di penghujung 2008 kemarin, Andrea Hirata, Penulis Tetralogi Laskar Pelangi meluncurkan buku terakhir dari Tetralogi Laskar Pelangi yang berjudul Maryamah Karpov. Yups, buku yang ditunggu-tunggu para pecinta buku tersebut merupakan janji Andrea untuk menghatamkan kisah Ikal dan kawan-kawan dalam tetralogi Laskar Pelangi.

Kisah bermula dari detik-detik kepulangan Ikal ke Indonesia setelah menyelesaikan studi magisternya di Univesitas Sorbone Perancis. Dalam sekejap kemewahan yang dirasakan Ikal di Perancis hilang ketika ia menginjakkan kakinya di tanah air tercinta, Indonesia, dia kembali merasakan kehidupan yang serba kekurangan. Ikal yang lulusan luar negeri harus menghadapi masalah yang sama dengan para lulusan sekolah tinggi negeri ini; menjadi pengangguran. Tak heran bila kali ini Andrea banyak menyelipkan kritik sosial dalam bukunya.

Dan dari sinilah Ikal mengingat kenangan-kenangannya bersama sang ayah yang digambarkan dengan sosok pendiam yang tabah menghadapi segala macam masalah. Serta mempelajari kebudayaan orang melayu yang biasa membual, menambahkan cerita yang berlebihan dari kenyataan dan menambah julukan di belakang nama asli dengan maksud mengejek dan mengolok-olok, seperti Mahmuddin Pelupa, diberi julukan pelupa karena dia sering lupa setiap apa yang telah kerjakaan dan Munawwir Berita Buruk yang sering mengumumkan berita kematian ke seluruh kampung lewat toa.

Sampai suatu ketika ditemukan mayat di pantai dengan tanda tato kupu-kupu yang mengingatkan Ikal pada A Ling, kekasihnya yang telah ia cari ke seluruh penjuru dunia. Dengan insting keingintahuan yang dimilikinya, akhirnya Ikal mendapatkan informasi bahwa mayat yang diperkirakan masih mempunyai hubungan darah dengan A Ling itu di bunuh di pulau batuan tempat para Lanun (Bajak Laut). Lalu dilmulailah petualangan Ikal mencari kembali cintanya yang hilang.

Petualangan itu diawali dengan mencari perahu yang siap mengantarkannya ke Batuan, namun tak ada satupun pelaut yang siap menyewakan perahu atau mengantarkannya ke batuan. Tapi bukan Ikal namanya jika mudah menyerah, dia pun mencari jalan lain yaitu dengan membuat perahu sendri, tapi dia tidak mempunyai kemampuan untuk itu. Lalu, muncullah anggota Laskar Pelangi satu-persatu tak terkecuali si cerdas Lintang dan si para normal muda Mahar yang siap membantunya. Dengan bantuan dari anggota Laskar Pelangi tersebut, terutama ide-ide cerdas dan rumus fisika Lintang perahu itu rampung dan siap untuk berlayar mencari A Ling. Ikal pun berlayar menuju Batuan pulau Lanun untuk mencari cintanya; A Ling.

Ada yang sangat disayangkan dari buku ini yaitu kolerasi antara judul yang dipilih dengan isi cerita dalam buku ini. Agak menungggu-nunggu akan hadirnya konflik atau keterangan berarti lainnya tentang sosok Mak Cik Maryamah Karpov yang selalu mengajakrkan langkah bermain catur denganrumus Karpov pada para pelanggan Kedai Kopi Usah Kau Kenang Lagi. Sayangnya, Maryamah Karpov, ibu nurmi sang pemain biola, hanya dikisahkan dalam secuil fragmen dalam buku ini. Menurut pendapat saya buku ini lebih panatas diberi judul Mimpi-Mimpi Lintang. Ditambah lagi ketika Ikal hendak berpetualang untuk mecari A Ling, di dalam buku ini tidak dijelaskan tanggapan orang tua Ikal tentang petualanggannya mencari A Ling, apa mereka setuju atau tidak. Padahal itu sangat ditunggu oleh pembaca yang kemudian di akhir cerita novel ini mereka tidak setuju dengan hubungan Ikal dan A Ling.

Jika dalam buku sebelumnya (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Edensor) Andrea menulis dengan plot yang agak lamban, maka dalam buku ini, kelambanannya seakan berlipat-lipat. Sehingga pembaca harus sabar membaca dan menikmati novel ini. Rasanya, membaca karya Andrea satu ini seakan membaca catatan hariannya, tapi sekali lagi, sebelumnya Andrea pernah mengatakan bahwa buku keempatnya ini adalah sebuah karya sastra yang terinspirasi oleh memoar-memoar hidupnya.

Namun tidak adil rasanya jika dalam resensi ini saya tidak menyebutkan kelebihan-kelebihan buku ini. Masih sama dengan tiga buku sebelumnya buku ini masih dipenuhi dengan rangkaian kata yang memikat sehingga pembaca tidak merasa jenuh membaca buku setebal 504 halaman ini. Dan juga dengan kemahiran Andrea merangkai kata-kata dia mencoba mengeksplor kekayaan budaya melayu yang unik tentang pola hidup mereka, tentang pola pikir mereka, khusunya yang berada di kawasan Belitong, kita kembali disadarkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai banyak kebudayaan.

Dan dalam buku ini juga Andrea mencoba mengajak kita memahami apa arti sebuah persahabatan, persahabatan para Laskar Pelangi yang takkan mampu dimakan dan dibunuh waktu, Laskar Pelangi merupakan sekumpulan sahabat yang takkan mati rasa persahabatannya karena waktu, persahabatan mereka akan abadi. Dan untuk lebih jelasnya silahkan anda baca langsung Maryamah Karpov. Selamat Membaca!.


TIGA GULUNGAN PUISI


I
Aku tak tahu
Apa kau pernah mengirimiku segulung puisi
Tapi dari sudut cahaya matamu
Kutemukan lukisan wajahku

Segelas susu beraroma tubuhmu
Yang kau berikan saat peperangan badai
Telah pupus hangatnya
Hasratku hilang tuk meminumnya

II
Aku tak tahu 
Apa kau pernah teriakkan namaku
Di pantai Slopeng  sana
Tapi tumpukan pasir nan batu itu mengabariku
Kau pernah bercerita tentangku
Pada ombak dan laut

III
Biarlah burung-burung mencaciku
Dan daun-daun kelapa mecemoohku
Aku tetap menyiapkan makan malam untukmu
Meski ku tahu kau takkan datang malam ini

Februari 2009


SEGELAS SALAM SEBELUM SEMEDI SUNYI

Jika langit menutp dirinya 

Dengan sutra hitam

Dan rembulan terlelap di pangkuannya

Aku akan pergi


Biarlah bidadari timur laut itu menangis

Aku takkan kembali

Sebab gulungan puisi yang kuberikan 

Saat gerhana matahari akan mengahpus air matanya


Biarlah jagung-jagung rindu yang kupupuk 

Tiap fajar tiba gagal panen

Karena galaksi yang akan aku singgahi

Tanahnya subur,

Akan kutanam lagi di sana


Dan untukmu malam 

Kutitipkan segelas maaf  untuk raja dan ratu

Aku takut merkea marah


Selamat tinggal, 

Kita berjumpa satu abad lagi

Saat semedi sunyiku selesai

Dan bidadari itu tak lagi mengenalku


Februari 2009



Saturday 31 January 2009

Untuk Angel

Angel, klo u kunjung ke blog ini tolong baca puisi yang berjudul "Malaikat Subuh" dan "Kecupanmu Temaniku Ke Surga". dua puisi tersebut sebagai permintaan ma'afku, meski pun setelah kau baca puisi itu kau mungkin bertambah marah dan benci padaku. aku rela dibenci, dimusuhi bahkan dibunuh olehmu asalkan aku bisa mengungkapkan perasaan ini padamu. SEKALI LAGI AKU MINTA MA'AF. I AM SORI, I LAY MY LOVE ON YOU, EP!


KECUPANMU TEMANIKU KE SURGA

Perbukitan wakut begitu tinggi dan runcing

Mendakinya terlalu sulit

Karena jiwaku telah pergi bersamamu


Barisan burung terbang berkicau

Mungkin mereka menertawakan kebodohanku

Atau berduka atas kesedihanku


Lalu fragmen pelangi

Yang kita lukis pada awan dan langit

Datang silih berganti

Memutuskan nadi, aku tak bernafas


Mungkin aku telah mati

Saat kau kembali pagi nanti

Tapi aku minta kecuplah hati yang kuletakkan

Pada daun-daun kering di sampingku

Karena jika nanti aku sampai di surga

Kecupanmu akan temaniku

Dan luka-luka yang kubawa dari dunia

Berubah permata membungkus sketsa cantikmu

Januari 2009


Saturday 17 January 2009

Siswa XII MA Tahfidh Annuqayah Adakan Syukuran Lepas Ujian

GULUK-GULUK—Ujian MA Tahfidh telah berakhir sejak Rabu (14/1) kemarin. Sebagai bentuk rasa syukur, kelas XII MA Tahfidh mengadakan acara makan bersama yang dilaksanakan pada Rabu malam (14/1) di halaman STIKA Putri. Acara makan bersama yang dimulai sejak pukul 19.00 WIB dan berakhir pada pukul 23.00 WIB ini tidak diikuti oleh siswa kelas XII secara keseluruhan tapi hanya siswa yang mondok di PPA Latee dan beberapa lora Annuqayah.
Sebelum acara makan bersama dilakasanakan, siswa kelas XII MA Tahfidh terlebih dahulu memasak apa yang akan mereka makan, seperti nasi dan lauk-pauknya, lalu beristhighasah bersama untuk warga Palestina dan kelulusan mereka di UN nanti.
"Selain untuk memperat persahabatan, kami ingin acara ini menjadi kenangan yang tak terlupakan ketika kami berpisah nanti," tutur Rozi el Umam selaku pencentus acara ini. Selain itu, ketika dia ditanyakan mengapa harus istighasah juga, dia mengatakan istighasah ini adalah bentuk keprihatinan pada Palestina yang terus-menerus digempur oleh Israel.
Sedang menurut ketua kelas XII, Ach. Mukhlas, dia bahagia sekali karena teman-temannya masih sempat berkumpul walaupun keesokannya harinya mereka akan mengikuti ujian diniyah. "Saya bahagia kerena teman-teman bisa berkumpul meskipun besok ada ujian diniyah. Ini tanda bahwa kekompakan kami masih belum luntur."
Acara makan bersama ini juga diikuti oleh satu orang siswa kelas X dan satu orang siswa kelas XI MA Tahfidh. (www.annuqayah.blogspot.com)


Friday 9 January 2009

SENJA TERAKHIR

Masihkah angin bertiup tenang
Dan laut berombak indah
Saat mimpi-mimpi dalam labirin kalbu
Memudar warna dan aromanya

Burung gagak bertengger
Pada dahan-dahan pohon
Berkicau memanggil iblis keluar

Matahari pucat, mati suri

Senja ini aku ingin tidur dalam sepi,
Dalam sendiri, untuk selamanya
Karena jika iblis-iblis terkutuk itu keluar
Mereka akan membunuhku dengan racun kata-kata

Januari 2009


TERKADANG MATI MEMANG MENYENANGKAN


Tuesday 6 January 2009

Laskar Pelangi





















temen-temen pasti tahu kan ma empat buku ini? waduh kalau nggak tau jangan bilang pecinta buku dech...! coz empat buku ini sudah banyak dikenal masyarakat, apa lagi para siswa dan pecinta buku kayak kita. pokoknya TERLALU kalau nggak tahu ma buku-buku ini.

empat buku ini menarik untuk dibaca, apalagi EDENSOR, buku ketiganya, wuihh.... seru banget coz di buku itu diceritakan perjalan Ikal dan Arai bertulang di Eropa dan Afrika, mereka hanya bermodal uang hasil mengamen di jalanan.
kalau buku terakhir MARYAMAH KARPOV menurutku sich juga seru, waktu ikal mencari A Ling mati-matian sampe'-sampe' nggak ingat ma nyawanya sendiri. sungguh cinta yang sejati.
pokoknya seru dech!!! rugi lho klo nggak baca!!


Saturday 3 January 2009

MALAIKAT SUBUH

:Angel

Sehabis subuh penuh gerimis
Kau menghampiriku
Menghapus awan kelabu
Yang tutupi separuh nurani

Kepakan sayapmu melukis baris-baris pelangi
Indah menghias pagi
Suara merdumu melodi langit
Menggema dalam jiwa
Membuat burung-burung kecil di alam ini
Ingin milikinya
Sinar matamu rembulan tanggal lima belas
Begitu terang sinari kegelapan imaji
;tak kuasa tuk kulupakan

Dan bagiku melihatmu adalah mimpi
Tapi Jibril memberitahuku
Bahwa kau memang nyata
Kau turun untukku

Lalu sejenak kupejamkan mata
Menyimpan sketsa jiwa indah wajahmu
Dalam lemari kalbu
Karena aku aku ingin kau temaniku
Berlayar di laut kehidupan
Menuju pulau impian dan senyuman

Desember 2008


Angel, mungkin puisi ini sudah mewakili atas semua perasaan yang selalu menggangguku ketika ku ingat semua tentangmu.


Thursday 1 January 2009

TAHUN BARU, SEMUA BARU

pertama aku ucapkan selamat tahun baru!! eitsss.... jangan salah sangka dulu, aku ngucapin selamat tahun baru itu bukan berarti aku ingin ikut-ikutan sama budaya barat, tapi dengan adanya tahun baru ini kita bisa mengambil manfaat yaitu dengan adanya tahun baru in kita harus merubah semua yang ada pada diri kita menjadi yang baru. baik itu wajah kita, baju kita dan yang paling perlu adalah semangat kita dalam menghadapi kehidupan yang akan datang. ok gitu aja.

oya lupa, beberapa bulan lagi kan dah UAN nih, jadi aku minta tolong buat yang baca blog ini untuk mendoakan aku lulus di UAN.