Sunday 6 December 2009

ELEGI SANG PEMIMPI

Purnama di kota ini masih belum terjaga dari tidurnya
bintang-bintang tak lagi saling bercerita di serambi langit
dan malam tak mampu keluarkan aura cantiknya

Sedang di tengah kota sana, tepatnya sebuah stasiun renta
sang pemimpi sedang duduk di bangku peron
menunggu datanya sebuah kereta
yang akan membawanya kembali ke tempat kelahirannya
;sebuah tempat yang dihuni makhluk-makhluk kata
dan sungai sajak yang tak pernah mengalir

Di peron itu, ia terus memangdangi rel-rel tak berujung
berharap kereta yang ia tunggu segera datang
sambil sesekali meneguk segelas kopi tinggal ampas
sedang di pelupuk matanya segumpal resah
tengah membesar hampir menutup pandangnya

Namun, hingga fajar duduk di serambi langit
;membangunkan seluruh semesta
kereta itu belum juga datang
dan pemimpi itu telah terbating
nafasnya tak lagi terdengar merdu
detak jantungnya pun tak lagi seperti genderang

Akhirnya, saat sang surya telah terbangun
Azrail yang berdiri di sampingnya
membawanya pergi ke seubah ruang hitam dan pengap
di bawah stasiun sana
;tempat itu orang-orang menyebutnya "alam kubur"

Desember 2009


0 comments: