Saturday 31 October 2009

DI KOTA PAHLAWAN

Langit begitu cepat berubah
mentari yang riang menyambut pagi
kini telah tak sadarkan diri dengan muka pucat

Benar-benar tak pernah kubayangkan
kota yang kemaren sore masih kuanggap
kota pahlawan ternyata sebuah kota
berpenghuni makhluk-makhluk tak bermuka
yang tak pernah belajar melukis senyum

Di kota ini, tak sekejap pun embun memelukku
meski terkadang malam begitu senang menyambutnya
bintanpun tak pernah mengunjungiku
meski sudah berkali-kali kukirimkan surat padanya
hanya angin dengan muka masam dan berbau alkohol
terus menghampiriku

Di kota ini, dengan bertubuh keringat
kutapakkan kaki, kupejamkan mata
demi menunggu datangnya firman Tuhan
yang kan Jibril bawa untukku subuh nanti

Oktober 2009


0 comments: