Monday 30 March 2009

BALADA SANG PEMIMPI

Setelah mimpi yang kuletakkan di langit
Sewindu lalu jatuh
Sepi memukulku, meremukkan tulangku

Setelah semua itu terjadi tak ada yang bisa
Aku lakukan, menulis puisi pun aku tak mampu
Sedang dahaga akan segelas air wajahmu
Menekan leher

Andai saja aku tak menyelam
Di laut bayangmu
Mungikin Tuhan telah memberiku sayap
Dan aku terbang bersama burung

Tapi semua itu telah terjadi
Berkeluh kesah dan menangis pun tak ada guna
Kau tetap jadi bidadari yang tak menyapaku
Dan aku binatang bawah samudra

Lalu dengan segelas Vodka dari langit
Kuhilangkan seluruh insomnia
Agar aku bias tertidur bersama bumi
Untuk selamanya

Maret 2009


Monday 23 March 2009

CATATAN HIDUP BULAN INI

Bulan ini dua pintu yang mestinya bisa aku masuki terxata tertutup dengan tiba-tiba. Aku tak tahu apa itu karena kebodohanku atau bukan yang jelas aku berharap salah satu pintu itu bisa terbuka untukku suatu saat nanti.
Dan ada beberapa tokoh yang aku suka yang namanya sama dengan orang yang aku benci, yang telah membuat salah satu pintu yang aku tuju itu tertutup. Salah tokoh itu adalah kiper utama AS ROMA.


Friday 20 March 2009

NARSISME SEBELUM KEMATIAN

Andai aku bisa meminta waktu
Untuk tidak berlari
Aku yakin luka ini takkan kurasa
Dan dirimu takkan tergoda oleh iblis itu

Kulalui malam-malamku
Bersama angin bisu dan langit murung
Tak ada lagi cerita dan puisi
Tentang Adam Hawa atau Layla Majnun
Yang selalu kau bacakan untukku

Di kota ini, sepi menyelimutiku
Suara dedaunan pergi bersama senja
Sedang tubuhku beku tanpa segelas susu katamu

Mungkin terlalu banyak kulukis mimpi
Hingga aku tak bisa bangun dari tidur
Pagi tadi, dan tak satu pun langkah yang bisa kutempuh

Sekarang Azrail di dekatku
Tuhan mengutusnya tuk menjemputku
Aku berharap saat kau kembali nanti
Saat kau membaca surat yang kutitipkan
Pada bintang-bintang
Kau menangis untukku
Dan aku akan tenang di rumah abadiku

Maret 2009


Wednesday 18 March 2009

SURAT UNTUK NIA

Awalnya aku tak menyangka, Nia
Suara yang kau kirimkan lima purnama lalu
Berubah pelangi di langit imaji

Tak ada satu sajak pun tentangmu
Yang mampu kutulis di buku harianku
Sejak kau ceritakan tentang bunga-bunga
Di lembah hatimu bukan untukku

Aku tahu, Nia
Pintu istana hatimu telah tertutup rapat
Tapi izinkan aku singgah di sana
Walau hanya satu malam
Sebab esok aku ingin bertemu
Dengan ombak dan angin pantai Slopeng
Aku rindu suara merdu mereka

Malam ini malam purnama, Nia
Aku ingin kau kirimkan seikat kata
Agar mimpi tentang bidadari timur laut
Kembali menemani

Lalu dengarkanlah lantunan dawai hujan
Kunyanyikan sebuah lagu surga untukmu
Meski dirimu tak pernah mendzikirkan
Namaku di setiap sujudmu

Maret 2009


Wednesday 4 March 2009

SURAT UNTUKMU DI PANTAI KENANGAN

Waktu tak pernah melirikku
Yang tertatih mengikutinya
Dia masih saja berlari tanpa letih

Insomnia yang dulu pernah etubuhiku
Kala kau kedipkan mata beningmu
Mencoba mencumbuku lagi
Sedang mimpi yang kutulis di langit
Pudar warnanya
Mungkin tuhan belum membacanya

Pertama kali kupalingkan pandangku
Padamu, kau lukiskan senyummu
Di atap kepalaku

Kini saat aku mulai berusaha menyusun
Serpihan rindu untukmu
Angin mangabariku
Kau terbang bersama pangeran
Dari negeri seberang
Tinggalkan pantai kenangan
Dan bukit cahaya persmayaman kita

Tapi aku tak peduli,
Aku yakin kau pasti kembali
Meski saat itu aku telah tidur
Dalam pelukan bumi

Februari 2009


Sunday 1 March 2009

SAPORAH

Memed,
Mungkin api yang sedang membara
Dalam hatimu, ingin kau lemparkan padaku
Karena kau telah mencuri
Permata dari kantong hatimu

Zuhir,
Kau bintang kejora
Matamu tak pernah redup
Hatimu penuh warna

Akeng,
Lukisan senyum di wajahmu
Membuatku selalu bercahaya
Meski badai menyerangmu
Layar hatimu tak pernah roboh

Ilyas,
Serbuk katamu begitu halus
Mungkin dalam dirimu
Seorang malaikat yang tuhan turunkan
Tuk temanimu melewati fragmen kelabu
Yang tak berhenti menghias kisahmu

Tak ada dalam lubukku
Menghapus semua cerita yang kita tulis
Saat menikmati senja dan fajar
Meski kini dalam jiwaku
Tengah bersemayam bidadari
Yang tak sepantasnya aku kenal

Mungkin seikat ma’af
Yang kukirimkan pada kalian lewat angin
Tak cukup tuk hapus tinta kelabu
Yang kutumpahkan pada sutra putih kalian
Aku ingin kita kembali bersama
Bernyanyi dan berpuisi
Menyambut pagi yang selalu kita nanti

Februari 2009