Wednesday, 7 December 2011

MENULIS ADALAH PROSES KEABADIAN

Malam ini gerimis tebal menyelimuti sebagian besar kota Surabaya. Membuat semua orang enggan untuk beranjak dari suasana hangat rumah atau kamar mereka. Begitu pula yang saya rasakan malam ini di kamar kos saya, sedangkan hasrat saya pada makanan atau makanan yang serba hangat sudah tak tertahan lagi padahal beberapa menit sebelumnya saya sudah menyantap sebungkus nasi.Tak lama setelah itu gerimis pun berubah menjadi tipis. Tanpa basa-basi lagi saya mengajak keluar Izzy, teman lama saya sewaktu di pondok yang kebetulan selama dua hari terakhir berada di tempat saya karena ada tes seleksi wartawan di sebuah koran harian yang ada di Surabaya. Karena alasan perut kami sudah kenyang tetapi kami masih berhasrat pada minuman hangat, maka kami memutuskan untuk duduk saja di warung kopi tak jauh dari...


Wednesday, 2 November 2011

Perempuan-Perempuan Itu

“perempuan datang atas nama cintabunda pergi karna cintadigenangi air racun jingga dalam wajahmuseperti bulan lelap tidur di hatimuyang berdinding kelam dan kedinginan”Sebait puisi ini cukup mewakili pengalaman dan pemahamanku tentang beberapa perempuan—yang tak memiliki ikatan denganku—yang pernah hadir dan memiliki keterkaitan erat denganku secara emosional. Bagiku, perempuan merupakan sosok yang sangat penting. Jika diibaratkan dalam permainan sepak bola, perempuan seperti seorang play maker (pengatur permainan). Permainan bola yang bagus, mengalir dari kaki ke kaki dengan umpan-umpan cantik bergantung bagaimana si play maker itu mengatur ritmenya, tanpa seorang play maker maka sepak bola tak tampak kehindahannya. Begitu juga dengan perempuan, perempuan adalah salah satu bagian penting...


Friday, 28 October 2011

OBROLAN PENDEK SEPUTAR KULTUR HEGIMONIK

Kemarin sore ada pemandangan sangat berbeda terjadi di kampus IAIN Sunan Ampel tempat saya belajar. Pemandangan berbeda tersebut adalah apel akbar dari salah satu organisasi kampus yang memang sangat mendominasi di IAIN Sunan Ampel. Ampel akbar tersebut dilakasanakan untuk menandai pembarakatan dan dimulainya acara orientasi anggota baru mereka yang kebetulan pada tahun ini dilaksanakan secara serempak oleh setiap Fakultas di IAIN Sunan Ampel.Menyaksikan acara apel tersebut membuat saya teringat dengan perbincangan saya dengan beberapa sahabat saya suatu malam beberapa bulan lalu di sebuah tongkrongan warung kopi. Saat itu kami membicarakan budaya senior-junior di kampus kami yang bisa dikatakan sudah masuk ke dalam ranah pembodohan atau Kultur Hegimonik. Saat itu kami sepakat bahwa budaya...


Tuesday, 16 August 2011

Puisi Lembar Terakhir

Kau membawaku pada ujung gelisah yang curam Sambil kau berikan sebungkus insomnia rasa coklat Hidangan terbaik yang selalu kau suguhkan padaku Bukan aku tak mau bersajak untukmu Di pesta kembang api malam kemarin Hanya saja saat itu aku berpikir Arti hadirku di istana megahmu Sedang kau dengan senyum purnama Temani lelaki berwajah merah itu Memainkan lidah apinya di depan rakyatmu Bukan aku tak tau makna puisimu Yang kau kirimkan lewat angin padaku Dan beranjak dari tempat ini Tapi aku menunggu datangnya kereta Azrail Yang kata Jibril segera tiba saat malam mendaki puncaknya Aku akui istana dan kotamu jauh lebih sejuk Jauh lebih nyaman ketimbang istana wanita berambut biru Dari kota lumpur itu Tapi lelaki itulah yang membuatku enggan terlelap di sini Meski sebenarnya kantuk benar-benar...


Monday, 25 July 2011

Sahabatku

Sahabat, sebuah istilah atau sebutan buat dua orang manusia yang sangat akrab dan saling mengerti, saling memahami, saling tolong-menolong, dan selalu ada saat dibutuhkan untuk sahabatnya. Sahabat, sebuah julukan atau predikat yang diberikan kepada seorang teman yang sudah dianggap dekat, akrab dan mengerti dengan dirinya. Bagiku sendiri, sangat jarang aku berikan predikat seorang sahabat pada temanku kecuali ia sudah benar-benar dekat denganku, mengerti aku, selalu ada saat aku butuhkan, dan selalu nyambung saat dia ngobrol denganku. Seorang sahabat bagiku lebih berharga dan lebih penting dari seorang kekasih, aku tak pernah besedih begitu dalam saat aku kehilangan kekasihku, tapi jika aku kehilangan sahabatku sedihku tak akan terkira meski hal itu tak pernah diketahui orang lain. Karena...


Sunday, 17 July 2011

PEREMPBUAN HUJAN

Kau datang saat gerimisTak lagi seanggun CinderellaSaat itu, di mataku awan setengah kelabuDan di tanganku segelas cocktail berwarna darahSedang luka bakar sehabis terceburLumpur panas ujung selatan kota pahlawanMasih terasa perihnyaSaat kau datang, aku sedang menyaksikanTarian indah gelombang pantai mimpiDi bawah jembatan tak berkakiWahai kau, wanita dengan paras pelangiDan senyum sesejuk hujan SeptemberTuk apa kau datang padakuJika sekejap lalu kau pergiBersama lelaki berlidah apiTanpa kau dengar denting gitar surgaYang selalu aku petik saat kau datang ke pantai biruingin sekali kuteguk sebotol vodka rasa strobery Di tanganmu ituTapi tak kau izinkan karna itu akan kau berikan pada lelaki ituAh, betapa kau tak melihat begitu haus akuLalu kau beranjak begitu cepatnyaHingga ombak tak lagi bisa...


Thursday, 30 June 2011

Musim Rindu

Ada makhluk berjubah biruMenghampiri kita saat kau datang ke pantai kataSehabis aku kembali dari kota lumpur;dia membawa setangkai mawar dan sehelai benang merahSebagai hadiahAwalnya aku kira aku tak pernah mengenalnyaTapi saat senja datang memeluk cakrawalaAku sadar bahwa dialahYang aku bunuh dengan racun air mataSaat ia temui kita di gedung kacaDialah yang dulu membawa kabut merah mudaMenutupi mataHingga aku lupa kalau kau adalah penyulam sutraDari negeri para jagal bermata sayuSeharusnya tak mencumbumuDan sekarang, dia datang kembaliDi musim rindu yang hampir berakhirBersama hujan rasa stroberiKemudian seperti saat aku datang pertamaKau lagi-lagi menghipnotiskuMembuatku menatap LANGITDan berkata, “Aku ingin membunuh awan di sampingmuKarena aku mencintai...


Friday, 27 May 2011

PEREMPUAN BUNGA SAKURA

Meninggalkan kota mantraBermukim kesatria wajah pucatMenyisakan sketsa rindu yang buramKu mulai perjalanan kataBersama kereta biruTanpa ada tujuanDan arah anginnyaSaat malam mendaki puncaknyaKereta berhenti di sebuah stasiunPeronnya berlumpur amisLalu semuanya meninggalkankuBersama kereta, tanpa suaraAku tak pernah tau tempat iniHanya aromanya mirip aroma kotaYang muncul di koran pagi tadi“Ayo ikutlah denganku”Katamu tiba-tiba sambil menyentuhkuTanpa kau tau namakuAh, di wajahmu ku temukan bunga sakuraDari negeri para ninjaTak pernah aku dugaDi kota dengan bau minyak menyengat iniAda perempuan dengan bunga sakura di parasnya Di kota ini, kita saling berceritaTentang detektif yang lebih cerdas dari Sherlock HolmesAh, kau membuatku enggan tuk beranjak Meski kota ini terlalu banyak api Tapi sekarang,Saat...


Wednesday, 25 May 2011

INSOMNIA

Menjelang pesta embunDi taman kataInsomnia menyekapku di sudut gelapNegara apiTak ku temukan siapa pun di sanaHanya perempuan berwajah malamBercerita tentang sungai di matanyaYang tak pernah keringAda lelaki tambun Datang bersama badai kelabuMemberiku segelas jus jambu rasa darahYang katanya dirimuAh, tak ku temukan gula di sana tapi amis yang beringasTanpa aku sadari fajar telah di sampingkuDia bersama elang putih bergincu memberitahukuTernyata dirimulah insomnia ituDan mengikatkan dengan benang senduAh, kau masih seperti dulu untu...


Tuesday, 17 May 2011

ELEGI LALBATTI

Rumah yang berdiri kokoh di hadapanku sekarang, sangatlah megah. Bahkan aku rasa merupakan yang paling megah dan sangat mencolok bila dibandingkan dengan rumah-rumah kecil yang nampak kumuh disekitarnya. Pada siang hari rumah itu indah sekali. Lalbatti, demikian orang-orang menyebut rumah ini. Halamannya luas dengan banyak pepohonan berdaun rimbun yang memberikan nuansa teduh. Sebuah kolam air mancur di tengah-tengah, diapit dua patung Ganesh. Di sekelilingnya adalah rumput hijau yang menghampar bak permadani dengan aneka bunga warna-warni. Ada lily, krisan, sedap malam, mawar, dan banyak lagi macamnya. Ada juga melati yang menebar wangi ke segala penjuru, menyemak di sisi kanan dan kiri teras.Pada malam hari Lalbatti juga tak kalah indahnya. Bahkan lebih indah lagi. Cahayanya begitu terang...


Monday, 9 May 2011

DARI LERENG BROMO UNTUK INDONESIA

Tepat ketika shalat Jum’at hendak dilaksanakan pada Jum’at (15/4) lalu, sebuah bom meledak di masjid Mapolresta Cirebon, banyak jama’ah yang menjadi korban, termasuk si pengebom yang tewas seketika. Kedamaian di negeri ini sekali lagi terkoyak, setelah publik sempat ramai dengan teror bom buku yang meresahkan, kali ini tempat suci berupa masjid merah oleh darah korban yang berjatuhan. Tapi hal itu menjadi kontras dengan pemandangan yang tersaji di sekian ratus kilometer dari tempat insiden bom bunuh diri itu. Tepatnya di desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, kerukunan dan kedamaian terasa begitu kental di daerah yang dihuni...


Tuesday, 3 May 2011

Musim Beku di Kota Sajak

Selembar salju menyelimutiku Sehabis ku selesaikan perjalanan rindu Dari gunung pasir dan pantai cemara   Ada seikat rindu yang ku simpan Di kantong kemejaku Ingin ku berikan padamu sore itu Namun di matamu setumpuk mendung Berwarna jambu Lalu ku urungkan tuk memberikannya padamu   Masih ku simpan rapi Gulungan cerita Yang pernah kita tulis di warung pinggiran Bersama semangkok kuah kata Yang tak lagi hangat karna kita terlalu lama bercanda   Mungkin kau telah melupakannya Karna lelaki berwajah merah itu Telah memasuki istana birumu Dan kau pun tak pernah lagi Menemaniku bercerita dan berpuisi Di sudut taman tak berbunga   Hari ini, laut tak secair dahulu Sungai kata tak seindah kemarin Pelangi pun tak lagi berwarna Musim beku telah datang...


Sunday, 17 April 2011

JOURNEY TO BE JOURNALIST

Perjalanan ini diawali dengan rencana terbitnya Tabloid Solidaritas IAIN Sunan Ampel Surabaya edisi Mei 2011. Kebetulan pada edisi tersebut redaksi sepakat untuk mengangkat tema tentang multikulturalisme di indonesia dan salah satu sub temanya tentang kerukunan beragama suku Tengger yang berada di lereng gunung Bromo, Pobolinggo, Jatim.  Setelah itu, kami memutuskan siapa saja yang bertugas untuk liputan ke Bromo yang terdiri dari empat orang. Yaitu, Ubeid selaku Pimred, aku, Amir, dan Uul. Kami berempat sepakat untuk memulai liputan di Tengger tanggal 15 April 2011, hari jumat. Menurut rencana kami akan berada di sana selama dua hari sampai...


Monday, 11 April 2011

Sepotong Malam di Kotamu

Gemerlap malam kotamu telah membiusku Dan membuatku enggan tuk tinggalkannya   Sepotong roti bakar berselai rindu Dan segelas susu coklat tanpa gula Menjadi hidangan makan malamku Setelah ku lantunkan syair-syair Tuhan Di sudut putih kotamu   Perbincanganku tentang wanita bersepda hitam dan putih Dengan lelaki tambun berwajah oval itu Membuatku tak bisa memainkan dawai tipis gerimis Di kening langit   Gemerlap malam kotamu Telah membangkitkan kembali insomniaku Membuatku tak bisa menikmati sejuknya Angin malam yang begitu lembut membelaiku   Ingin sekali aku beranjak dari sini Tapi kisah tentang penyair bisu Yang ku tulis di prasasti depan rumahmu Tak kunjung mampu ku selesaikan   Lalu saat pagi mulai menguap, Para wanita berfarfum sembilu...


Thursday, 7 April 2011

Amnesia

              ;iwf   I Bukan puisi atau cerita tentang detektif Yang ingin ku bacakan untukmu malam ini Melainkan sebaris mantra api Dari dukun berwajah kelabu   Tak ada lagi hasratku Tuk menikmati hidangan makan malam Dihidangkan wanita berparas bisu itu   II Aku masih di sini Di trotoar kotamu Bercanda ria bersama para wanita setengah lelaki Sambil lalu memainkan nada-nada fals Dari negeri para tikus   Ada sedikit inginku Tuk kembali ke kotaku Tapi aku tak lagi ingat jalannya Bahkan seketsa gubuk biru itu Tak lagi mampu kulukiskan Di catatan harian   Malam ini, bersama aroma lumpur minyak kotamu Ku coba terlelap Sambil lalu menghapus sisa lumpur di wajahku Yang ku dapat dari badan halus roda kertamu...


Thursday, 24 March 2011

Epilog Malam

Pertemuan di senja renta itu Mungkin akan menjadi akhir kisah ini ;ku tulis dengan secawan arak surga   Malam ini bulan tak memelukku seperti biasa Dia hanya tersenyum padaku dari kejauhan Serasa enggan mencium aroma vodka dari mulutku   Ada seekor kelelawar menghampiriku Menceritakan tentang seorang perempuan berparas biru Dirayu lelaki berwajah kelabu   Ah, ingin sekali ku bunuh dia Hingga tak lagi bisa menampakkan wangi amisnya ;menusuk hidungku   Malam ini, aku ingin membaca dongeng terakhir Detektif negeri sakura untukmu Sebelum akhirnya kau terlelap Lalu bertemu dengan awan di pagi beku   Agar esok saat ku temui Izrail di fajar bisu Aku tak lagi mengingat sketsa parasmu Mirip putri iklan tivi itu   Malam ini, aku ingin menghabiskan...


Saturday, 19 March 2011

Reruntuhan Mimpi

Sudah tak ada guna Menangisi untaian puisi yang terhanyut Tsunami di laut jiwa   Beribu kisah yang ditulis malaikat Berwarna merah jambu Telah hangus terbakar api ;dinyalakan lelaki berwajah merah   Bangunan mimpi yang kudirikan Dengan beribu-ribu batu imaji Hancur bersama ambruknya istana kata   Aku tak lagi bisa bernafas lega Sebab udara di sini sudah tak lagi menari Sedang burung-burung elang hitam itu Semakin mencoba menusukku dengan cakarnya   Senja pun tak lagi secantik dahulu Dia telah kehilangan keperawanannya Sedang pelangi telah memudar warnanya   Ingin sekali rasanya memandang langit lebih lama Dan mengunjungi ujung selatan kota pahlawan sekali lagi Tapi aku tak bisa Kereta malam dari surga telah menungguku Ia akan membawaku...


Pages 261234 »