Tuesday 16 August 2011

Puisi Lembar Terakhir

Kau membawaku pada ujung gelisah yang curam
Sambil kau berikan sebungkus insomnia rasa coklat
Hidangan terbaik yang selalu kau suguhkan padaku

Bukan aku tak mau bersajak untukmu
Di pesta kembang api malam kemarin
Hanya saja saat itu aku berpikir
Arti hadirku di istana megahmu
Sedang kau dengan senyum purnama
Temani lelaki berwajah merah itu
Memainkan lidah apinya di depan rakyatmu

Bukan aku tak tau makna puisimu
Yang kau kirimkan lewat angin padaku
Dan beranjak dari tempat ini
Tapi aku menunggu datangnya kereta Azrail
Yang kata Jibril segera tiba saat malam mendaki puncaknya

Aku akui istana dan kotamu jauh lebih sejuk
Jauh lebih nyaman ketimbang istana wanita berambut biru
Dari kota lumpur itu
Tapi lelaki itulah yang membuatku enggan terlelap di sini
Meski sebenarnya kantuk benar-benar telah menggantung
Di sudut mataku

Aku tahu langit masih cerah
Seperti dulu saat pertama kali kau perlihatkan padaku
Bahkan burung-burungnya pun semakin merdu suaranya
Tapi lautku tak lagi seanggun dahulu
Ombaknya tak lagi menari seindah dulu
Pasirnya tak lagi sehalus sutra

Dan di lembar terakhir surat cinta dari Tuhan
Ku sebut namamu agar saat aku tiba di surga nanti
Bayangmu tak lagi tertempel di tubuh dan bajuku


1 comments:

landrevalentino said...

kirill konsep sbobet 100% KIRILL konsep sbobet 150% KIRILL
【 KIRILL KEEP SBA 】 【 KIRILL KEEP SBA 】 【 kirill-kondrashin KIRILL KEEP SBA 】 【 KIRILL KEEP SBA 】 】 】 카지노