Thursday 10 June 2010

Berkunjung ke TVRI, Menyaksikan Kesenian Madura



Hidup di Surabaya nan jauh dari rumah membuat saya selalu merasa kangen pada kampung halaman saya, yaitu Sumenep ataupun Madura. Rasa kangen dan rindu seperti ini membuat saya selalu ingin bertemu dengan hal-hal yang berbau Madura, apapun itu. Padahal sebelum saya kuliah dan tinggal di Surabaya saya merasa kurang percaya diri ketika disinggung tentang hal-hal yang berbau Madura, baik itu seni, budaya ataupun hal lainnya yang berbau Madura. Namun hal itu sudah berubah saratus persen. Sekerang saya selalu berasa bangga dengan apapun hal-hal yang berbau Madura yang saya temui, terutama di Surabaya.
Tadi sore saya bersama teman-teman LPM Solidaritas serta teman-teman UKM lain yang sama-sama berada dibawah naungan Rektorat IAIN, menemani bapak Rektor Prof. Dr. Nur Syam, M.SI menghadiri acara Talk Show SEMANGGI (Semangat Menggali Inspirasi) di TVRI Jawa Timur.
Sebenarnya saya tidak menyangka akan diajak oleh senior LPM Solidaritas untuk mengikuti acara itu. Tiba-tiba saja tadi siang sehabis saya pulang kuliah senior saya di LPM Solidaritas SMS saya dan menyuruh saya untuk ikut acara tersebut. Tanpa pertimbangan lagi saya langsung berkata siap. Karena menurut saya acara ini pasti bakal bermanfaat dan akan menjadi pengalaman yang sulit dilupakan, serta ini adalah kesempatan yang mungkin saja tidak akan datang untuk kedua kalinya.
Saya menuju Studio TVRI jam 16.30 bersama teman-teman menggunakan bus milik IAIN. Sesampai di depan Studio TVRI, sungguh tak menyangka di parkiran tersebut saya melihat sebuah bison bernomor polisi Pamekasan, Madura. Saat itu tak terbersit sedikitpun di benak saya bahwa mobil bison itu berhubungan dengna acara yang akan saya hadiri ini.
Saat saya memasuki Studio 2, tempat acara Semanggi on Air, saya melihat alat-alat musik yang tidak asing bagi saya, alat-alat musik Ul-Daul khas Madura. Seketika itu pula saya menyimpulkan bahwa acara ini pasti berhubungan dengan Madura karena menghadirkan seni Madura. Dan benar, acara ini berhubungan sekali dengan Madura dan bahkan salah satu Nara Sumbernya adalah Bupati Pamekasan, Drs. KH. Khalilurrahman, SH., orang yang cukup sering saya jumpai di Madura. Dan acara yang berdurasi satu setengah jam bersebut dimulai dengan tema “Pendidikan, Kesehatan dan Kewirausahaan”. Sedankan nara sumbernya selain bapak Bupati Pamekasan adalah Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Dr. Nur Syam M.SI dan Direktur Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya, DR. Slamet Riyadi Suwono.


Perbincangan dan dialog yang dilakukan dalam acara itu berputar tentang pendidikan, kesehatan dan kewirausahaan di Jawa Timur terlebih di Pamekasan. Nah, yang membuat saya merasa bahagia dan bangga menghadiri acara itu adalah acara tersebut diselingi oleh penampilan kelompok Musik Ul-Daul asal Pamekasan. Memang saya bukan orang Pamekasan ataupun berdarah Pamekasan, tetapi tidak salah mungkin jika saya bangga karena music Ul-Daul itu memang sangat Madura sekali dan adanya hanya di Madura. Apalagi dalam penampilan tersebut ada seorang penyanyi Remaja yang juga orang Madura yang menyanyikan lagu-lagu Madura. Sungguh saya merasa sangat senang sekali menghadiri acara itu.
Mungkin tidak berlebihan jika saat ini saya kegirangan karena salah satu seni budaya Madura mulia dihargai oleh publik luar Madura. Karena dari dulu Madura identik carok ataupun dengan hal-hal yang berbau kekerasan. Dan pada saa ini mungkin semua orang yang menyaksikan acara di TVRI tadi akan tau bahwa orang Madura mempunyai sebuah seni yang patut dihargai dan diapresiasi.
MADURA, AKULAH DARAHMU!

Pesantren Mahasiswa IAIN Sunan Ampel, 9 Juni 2010, 21:30