=Desa
Ketawang Karay, Kec. Ganding, Kab. Sumenep
Letak geografis Desa Ketawang Karay,
Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, memberi anugerah bagi masyarakatnya.
Ketinggian tanah yang hanya 90 m DPL (di atas permukaan laut) membuat 75 persen
atau hampir seluruh lahan pertanian dari luas desa 657.73 Ha, memperoleh irigasi
cukup. Dua sungai yang melintasi desa hampir tak pernah kering.
Lima
dusun yakni Dusun Naga, Dusun Korca, Dusun Sobuk, Dusun Angsana, dan Dusun
Mandala, tidak pernah sekalipun mengalami kekeringan. Pertanian seakan tak ada
putusnya, sehingga bercocok tanam menjadi sumber utama penghasilan para warga.
Tanah
yang tak pernah kering ini membuat tanaman tumbuh subur. Petani tidak melulu
fokus pada tembakau yang menjadi favorit mayoritas petani di Madura. Mereka
beralih ke tanaman lain yang tidak kalah mudah proses penanaman dan pemeliharannya
tetapi juga harganya jauh lebih menguntungkan ketimbang tembakau.
Di
musim penghujan, padi menjadi tanaman yang paling banyak ditemui di desa ini.
Karena lahan pertanian desa hampir seluruhnya terdiri dari persawahan yang
sangat cocok ditanami padi. Bahkan, tiap tahunnya petani Ketawang Karay bisa
memanen padi lebih dari sekali.
“Tanahnya
‘kan tanah sawah dan dekat sungai, jadi irigasinya mudah. Sungai-sungainya
tidak pernah kering. Apalagi Sungai Kotak yang ada di Dusun Mandala. Meski
musim kemarau airnya tetap mengalir. Jadi sawah di sekitarnya tidak kering,” kata
Hairuddin, Kades Ketawang Karay.
Ia
menambahkan, selain padi, petani Ketawang Karay juga menanam tanaman lain
seperti kelapa kopyor, dan cabe jamu. Bahkan dulu, banyaknya hasil panen kelapa
Ketawang Karay membuat salah satu penduduk desa membuat industri minyak kelapa.
Namun karena banyaknya minyak kelapa yang datang dari luar desa dan kualitasnya
lebih baik, industri rumahan itu gulung tikar.
Selain
itu, cabe jamu juga menjadi hasil tani kedua paling menguntungkan. Tanaman yang
oleh masyarakat Madura disebut ‘cabbi alas’ ini terbukti sangat menghasilkan.
Betapa tidak, harga jual cabe alas yang baru panen setidaknya Rp 100 ribu per-kilo.
“Dusun
Sobuk dan Mandala penghasil cabe jamu terbanyak di desa ini. Masyarakat banyak
yang mengambil keuntungan dari jual beli cabe jamu. Apalagi proses menanamnya
mudah,” ujar Hairuddin.
Ia
bersyukur karena lahan pertanian yang cukup luas di desanya dibarengi dengan
irigasi yang cukup. Bahkan tak jarang di antara warganya bisa kaya lantaran jadi petani. “Banyak
warga saya yang membangun rumah bagus dari hasil tani. Alhamdulillah, ini hasil dari tanah kami yang subur,” kata dia.
Pasar
Buka Tiap Hari
Desa
Ketawang Karay, juga memiliki Pasar Senin. Mirip Pasar Senin Jakarta. Bedanya,
Pasar Senin Jakarta berada di antara gedung-gedung menjulang, sedangkan Pasar
Senin Ketawang Karay, di antara perkampungan. Pedagang dan pembeli lalu-lalang
di badan jalan, membuat lalu lintas di sekitarnya tersendat bahkan kadang tak
bergerak.
Pasar
Ganding tak seperti biasanya pasar kebanyakan di desa-desa Sumenep, yang kadang
hanya buka sehari dalam seminggu, bahkan terkadang setengah hari. Pasar Ganding
selalu buka tiap hari dalam seminggu. Diberi nama Pasar Senin karena awalnya menurut
warga sekitar, pasar ini hanya buka di hari Senin.
Seiring
meningkatnya kebutuhan masyarakat, Pasar Senin tidak hanya hadir di hari Senin,
tapi setiap hari. Pasar Senin tidak hanya jadi tempat berbelanja warga Ketawang
Karay dan Kecamatan Ganding, namun orang-orang dari luar, seperti desa-desa di
Kecamatan Guluk-Guluk dan Kecamatan Pasongsongan, ikut nimbrung di sana.
Apalagi
letaknya juga strategis, berdekatan dengan desa-desa di Kecamatan Guluk-Guluk
dan Pasongsongan. “Keberadaan Pasar Ganding membuat ekonomi masyarakat terkerek.
Terutama yang ada di sekitar pasar,” ujar Hairuddin, Kades Ketawang Karay.
Berkat
Pasar Senin, Desa Makin Beken
Kini,
dari segi bangunan, kondisi Ketawang Karay, terutama Dusun Naga yang paling
dekat dengan Pasar Ganding, sudah bagus dan tak ada satu pun rumah tidak layak
huni. “Masyarakat sekitar pasar, ekonominya bisa dibilang menengah ke atas. Tak
hanya rumah, kendaraan mereka pun bagus-bagus,” lanjut Hairuddin.
Hairuddin
menyatakan, meski Pasar Ganding, yang merupakan pasar kecamatan dan hasil
keuangan dari karcis atau sewa kios tak sepeser pun masuk kas desa, ia tetap senang
karena keberadaannya membantu Desa Ketawang Karay. “Ya paling tidak, warga desa
saya ambil keuntungan dari pasar itu,” ujarnya.
Malah
ada sementara masyarakat menjuluki Ketawang Karay sebagai ‘ibukota’ Kecamatan
Ganding. Betapa tidak, Ketawang Karay menjadi pusat kehidupan masyarakat di
sana. Tidak hanya warga Kecamatan Ganding, namun juga masyarakat desa di Kecamatan
Guluk-Guluk dan Pasongsongan, seperti Desa Prancak, Campaka, Bragung dan
lainnya.
Layaknya
sebuah kota kecamatan, berbagai fasilitas dan pelayanan ada di sana, mulai pelayanan
kesehatan atau Puskesmas, dengan fasilitas lengkap. Tak hanya Puskesmas, dokter
yang buka praktik di rumahnya pun ada di sana. Malah, apotik sudah ada di Ketawang
Karay.
Jauhari,
warga Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, yang berobat di salah satu dokter
di Ketawang Karay, menyatakan, sebenarnya di sekitar rumahnya ada Puskesmas.
Namun dia rela menempuh jarak sekitar 30 kilometer, sebab menurutnya di
Ketawang Karay fasilitas kesehatannya lebih lengkap. “Ketawang Karay itu seperti
kota tapi adanya di desa,” kata Jauhari dengan logat Madura yang kental.
Tempat
hiburan untuk anak-anak pun ada di Desa Ketawang Karay. Sebut saja odong-odong.
Permainan favorit anak-anak ini bisa ditemui di Ketawang Karay. “Semakin hari,
desa ini semakin ramai. Banyak orang yang membuka bisnisnya di sini. Memang
mereka tak dipungut dana untuk desa, tapi paling tidak ini salah satu langkah
perbaikan dan pembangunan ekonomi desa,” kata Hairuddin, Kades Ketawang Karaya.
Ia
mengatakan, sekitar 50 persen warganya, yang berjumlah 4.303 jiwa,
menggantungkan kehidupan dan perekonomian di Pasar Ganding. Lahan bisnis mereka
pun beragam, ada yang membuka toko kelontong dan kebutuhan sehari-hari,
berjualan baju, kios handphone,
hingga jual daging sapi. (mtn)
Data
Desa
Kepala Desa :
Hairuddin
Sekretaris Desa : M Darus Salam
Ketua BPD :
Ach. Jufri
Jumlah Penduduk : 4.303 Jiwa
Luas Desa :
657.63 Ha
Batas desa
Utara : Desa Campaka, Kec. Pasongsongan
Timur : Desa Gadu Barat, Kec. Ganding
Selatan : Desa Guluk-Guluk, Kec. Guluk-Guluk
Barat : Desa Bragung, Kec. Guluk-Guluk
Tulisan ini dimuat di Majalah DERAP DESA Edisi 80 Juni 2014
1 comments:
Saya mencari cabe jamu qualitas eksport... jika ada barang hubungi saya di nomor Yudi +6285288956180
Post a Comment