Waktu mendaki puncak malam begitu jauhMeninggalkan udara bekuDan sepi yang amat erat mendekapSendang unggun yang kunyalakanDengan reranting cemara pantaimuTak kunjung hangatBintang dan rembulanTerlelap seja senja laluMereka kelelahan temaniku yang tak bosanBercerita tentang kepakan sayapmuDan denting dawai biola birumu Yang kau mainkan tiap subuh untukkuSegelas Vodka yang kudapatDari negeri matahariTak mampu tuk hangatkan darahkuSedang mendung di kelopak mataKian menebal menutup pandangkuMungkin inilah saatnyaKurebahkan tubuh ini di pangkuan bumiMelepas seluruh penat yang menumpuk di kepalaMenikmati tidur panjang tak burujung Dan melukis pelangi wajahmu di langit mimpiNamun, sebelum aku benar-benar tertidurKu mohon padamu, simpanlah seikat puisiYang kukirim kemarin pagiKarena hanya dengan...