Sepi menyeret langkahku yang bekuDan berselimut luka ke peron yang renta iniMatahari terlelap di pangkuan langitIa kelelahan temaniku seharianMenunggu kereta yang kau janjikanAkan mengantarku ke kotamuDi stasiun ini, sunyi tak pernah tidurTak ada lagi penumpang menunggu Gemericit roda keretaSambil duduk di bangku berlumutHanya penikmat malam yang tak henti Menjajahkan hidangan hangat tubuhnya Yang tetap ramaikan peron iniDi stasiun ini, ditemani secangkir kopiYang tinggal ampas, aku menunggu Kereta yang kau katakan berwarna putihDan di dalamnya berjuta periWaktu mendaki puncak malamPara satpam mengatupkan mataSaat itu kereta dengan bunyi yang menusukTelinga datang, namun warnanya bukan putihMelainkan hitam dengan bau dupa yang menyengat“Inilah kereta yang akan menjumputmu;kereta kematian”...