Gemerlap malam kotamu telah membiusku
Dan membuatku enggan tuk tinggalkannya
Sepotong roti bakar berselai rindu
Dan segelas susu coklat tanpa gula
Menjadi hidangan makan malamku
Setelah ku lantunkan syair-syair Tuhan
Di sudut putih kotamu
Perbincanganku tentang wanita bersepda hitam dan putih
Dengan lelaki tambun berwajah oval itu
Membuatku tak bisa memainkan dawai tipis gerimis
Di kening langit
Gemerlap malam kotamu
Telah membangkitkan kembali insomniaku
Membuatku tak bisa menikmati sejuknya
Angin malam yang begitu lembut membelaiku
Ingin sekali aku beranjak dari sini
Tapi kisah tentang penyair bisu
Yang ku tulis di prasasti depan rumahmu
Tak kunjung mampu ku selesaikan
Lalu saat pagi mulai menguap,
Para wanita berfarfum sembilu mulai terlelap
Ku mulai membuka gulungan angin
Yang ku dapat dari negeri sakura
Dan membaca mantra-mantranya untukmu
Sambil menunggu datangnya kantuk
Yang selalu memelukku
April 2011
0 comments:
Post a Comment