=Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik
Desa Wedani makin
moncer dan kondang. Tak hanya potensi desa yang beragam, namun desa di wilayah
Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik itu juga sukses meraih juara ketiga lomba
desa tingkat Jawa Timur. Semua itu antara lain tak lepas dari motto yang
dicanangkan yakni PRIMA (Prioritas, Ramah, Ikhlas, Murah Senyum, dan Adil).
Bagaimana sepak terjang para perangkat dan warganya?
Setiap pelayanan yang diberikan kades (kepada desa) dan para perangkat
desa harus gratis tanpa ada pungutan sepeser pun. Kalau pelayanan cepat dan
nyaman bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Apalagi, hampir setiap hari ada
warga yang hendak merintis usaha dan tentu perlu keterangan dari desa.
Siapa pun akan kagum dan terpesona saat pertama kali menginjakkan kaki di
Desa Wedani. Betapa tidak, saat memasuki pemukiman desa yang sukses merebut juara
III lomba desa di Jatim ini, sama sekali tak tampak adanya kesan kumuh, tak
teratur dan ketinggalan zaman, seperti kebanyakan desa lain tak tampak di sana.
Wedani beda, dan mereka mampu mengkondisikan desa tampak asri, nyaman, rindang
serta bikin siapa pun betah tinggal di sana. Permukiman warga desa ini
selayaknya perumahan atau permukiman di kota. Terawat, teratur dan bersih.
Bahkan, bangunan tidak layak huni tak terlihat lagi di Wedani.
“Saya bangga, senang dan puas karena desa ini menjadi juara III. Saya
juga jadi tahu di mana yang harus kami perbaiki. Dari lomba tersebut saya tahu
kekurangannya di mana. Jadi ke depan akan kami perbaiki,” kata Rohmad, kepala
desa (Kades) Wedani, kepada Derap Desa di Kantor Desa Wedani.
Ia bercerita, dalam lomba desa yang diadakan Pemprov Jatim, yang menjadi
andalan desanya adalah home industry,
yaitu sarung tenun. Sarung tenun Desa Wedani yang masih menggunakan Alat Tenun
Bukan Mesin (ATBM) merupakan usaha turun temurun dari para leluhur. Hingga kini
usaha tersebut masih terus dijalankan oleh hampir seluruh warga desa. Meski
begitu, hasil produksi sarung tenun Desa Wedani memiliki kualitas yang tak
kalah dari sarung produksi alat tenun modern.
Tahun 2009 menjadi titik bangkit usaha tenun Desa Wedani. Saat itu warga desa
mengadakan kerjasama dengan Telkom Indonesia untuk mengembangkan usaha tenun.
Kerja sama tersebut berupa pinjaman modal yang diberikan kepada warga yang
ingin memperbesar usaha tenun mereka.
Semakin hari, usaha tenun yang digeluti sebagian besar warga makin tenar
dan dikenal di berbagai penjuru pelosok negeri. Sarung tenun yang mayoritas
sarung sutra memiliki kualitas bagus. Dengan desain motif dan warna yang
beragam, buah tangan warga Desa Wedani mampu menggaet pasar di berbagai daerah
di Indonesia bahkan luar negeri.
“Sarung-sarung dengan merek ternama seperti Donggala, Lamiri, Abu Yaman
dan lainnya itu ada yang diproduksi di sini. Mereka meminta perajin tenun
Wedani untuk memproduksi sarung dengan merek mereka di sini,” tutur Rohmad.
Berkembangnya home industry sarung
tenun tangan memberikan dampak positif terhadap kondisi desa, baik secara
ekonomi maupun sosial. Salah satunya adalah semakin bertambahnya tangan-tangan
kreatif pemuda Desa Wedani yang memilih menjadi perajin tenun. Kondisi ini mengikis
pengangguran desa.
Bahkan, menurut Rohmad, semua orang di Desa Wedani baik yang muda, tua,
laki-laki atau perempuan, memiliki penghasilan sendiri-sendiri. Mereka seperti
tidak saling bergantung pada anggota keluarga lainnya dalam mencari nafkah. Hal
ini dikarenakan proses pembuatan sarung tenun yang masih manual, tidak
menggunakan mesin.
“Sampai saat ini sudah banyak yang membuka usaha di luar desa, kecamatan
bahkan sampai keluar kabupaten. Dengan adanya perkembangan usaha diharapkan
pendapatan perkapita meningkat dan juga menyerap tenaga kerja, baik dari dalam
maupun luar Desa Wedani,” harap Romad.
Meningkatnya jumlah perajin tenun di
Desa Wedani membuat pendapatan masyarakat desa bertambah. Menurut Rohmad,
pendapatan masyarakat Desa Wedani di sektor perdagangan tahun 2013 mencapai Rp
119 milyar dan menjadi yang tertinggi dari sektor-sektor yang lain.
Sektor lain yang juga memberikan
sumbangan yang cukup signifikan pada perekonomian Desa Wedani adalah sektor
pertanian yang mencapai Rp 7 milyar,
perikanan sebesar Rp 7 milyar, home
industry sebesar Rp 90 juta, dan sektor peternakan sebesar Rp 800 juta di
tahun 2013.
“Total pendapatan masyarakat Desa
Wedani pada tahun 2013 mencapai Rp 135 milyar atau naik sebesar 12,5% dari tahun
sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Desa Wedani semakin sehat.
Sedikit banyak ini juga dampak dari perkembangan usaha tenun,” imbuhnya. (mtn)
=====================
Berkat PKK, Angka Buta Huruf Nol
Keberhasilan Desa Wedani menyabet gelar juara III lomba desa se-Jatim
edisi 2014, tak lepas dari peran PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Di
desa tersebut, peran PKK begitu besar di setiap hal. Bahkan dalam proses
pembangunan desa, PKK Desa Wedani ikut andil di dalamnya.
“PKK desa kami aktif. Kegiatannya banyak. Dari Pokja I sampai Pokja IV
semuanya jalan. Bahkan di setiap RT itu juga aktif. Di sini PKK punya peran
sangat penting bagi kelangsungan pembangunan dan perkembangan desa,” tutur
Kades Rohmad yang menjabat sejak dua tahun lalu.
Salah satu program PKK Desa Wedani yang sangat berdampak pada
perkembangan desa adalah Keaksaraan Fungsional (KF). Keaksaraan Fungsional yang
merupakan program pengentasan buta huruf menjadi perhatian utama PKK Desa
Wedani dalam beberapa tahun terakhir. Bukti kongkretnya, angka buta huruf dari
tahun ke tahun semakin menurun. Di tahun 2012 angka buta huruf sebanyak lima
orang yang semuanya lansia.
“Di tahun 2013 buta huruf sudah nol. Ini semua berkat PKK yang sangat
berperan aktif. Tidak hanya itu, untuk orang tua, sekolah kejar paket juga
sudah ada. Ini semua berkat inisiasi PKK dan keinginan masyarakat untuk terus
maju dan berpengetahuan luas,” lanjutnya.
Sedangkan soal gelar gelar juara III dalam lomba desa Pemprov Jatim
membuat Desa Wedani menjadi salah satu desa yang masuk dalam kategori desa
maju. Kemajuan Desa Wedani tentu tidak hanya berada dalam satu sektor, namun banyak
hal, termasuk ekonomi, pendidikan, dan infrastruktur desa.
Bagi orang yang baru pertama menapakkan kaki di desa ini, hal pertama
yang akan membuatnya kagum adalah infrastruktur desa dan permukiman warga yang
tertata rapi, layaknya perumahan dan perkampungan tengah kota. Lantaran itu,
pujian mengalir pada Kades Wedani. Bagi Rohmad, kondisi desa yang seperti itu
bukanlah hasil kerja dirinya sebagai kades seorang, tapi tim.
Pembangunan dan perkembangan desa yang semakin hari semakin bagus tidak
lepas dari peran aktif masyarakat. Mereka bergotong-royong membangun desa, baik
secara tenaga maupun materi. Tak jarang warga desa mengumpulkan uang kas dari
setiap acara di RT atau perkumpulan warga lainnya dipakai sebagai dana
pembenahan kampung dan fasilitas umum lainnya.
“Di RT masing-masing ada kegiatan PKK setiap minggu seperti yasinan. Nah,
dari setiap kegiatan mingguan itu diadakan uang kas. Istilahnya di sini kas wedok (perempuan). Yang laki-laki juga
ada, di setiap RT juga ada kumpulan yasinan, bikin kas juga, namanya kas lanang. Kas-kas ini kemudian dibuat
membangun desa,” kata Rohmad.
Partisipasi warga Wedani pembangunan desa, kata Rohmad, tidak lagi 100% melainkan
1000%. Bahkan, saat Desa Wedani diumumkan akan mengikuti lomba desa, antusiasme
warga tinggi. Mereka tanpa ragu meluangkan waktu dan materi membantu pemerintah
desa mempersiapkan desa mengikuti lomba.
“Warga itu tanpa disuruh langsung memperbaiki sarana yang kurang baik dan
rusak. Bahkan yang sekiranya dibutuhkan dibangun dan dibuat,” kata Suparto,
Kaur Keuangan, menimpali.
Suparto menyatakan, saat persiapan lomba, masyarakat dengan suka rela
mengumpulkan dana untuk membantu Pemdes mempersiapkan desa mengikuti lomba.
Dana yang mereka kumpulkan tidak sedikit, tetapi tiga kali lipat dari dana
anggaran pemerintah desa. “Itu yang kami salut pada warga,” lanjutnya. (mtn)
DATA DESA
Kepala Desa : Rohmad
Sektretaris Desa : Tasmiran
Kaur Keuangan : Suparto
Kaur Umum : Mizan Baroni
Kasi Ekang : Bambang S.
Kasi Pemerintahan : Abd Kadir
Kasi Kesra : H. Moh. Zaelani
Jumlah Penduduk : 3.699 Jiwa
Jumlah KK : 879 KK
Luas Desa : 458,3 Ha.
Batas desa
-Utara : Desa Padeg
-Timur : Desa Kambingan
-Selatan : Desa Kandangan
-Barat : Desa Gedangkulut
Tulisan ini dimuat di Majalah Derap Desa Edisi 83 September 2014
0 comments:
Post a Comment