Perjalanan ini seperti tak berujung
Berawal dari sungai tak berair,
Kota lumpur, hingga negeri para jagal
Sore ini, kereta mimpi berwarna hitam
Membawaku kembali ke kota ini
Dengan udara pengap di setiap sudutnya
;berhias lampu-lampu suram
Ingin sekali aku berbaring sejenak
Di trotoar berlumpur depan istanamu
Melepaskan lelah lalu terlelap
Di atas selembar karton
Bekas gincu bibirmu
Bersama sebotol vodka hijau
;tak semanis secangkir senyum buatanmu
Di kota ini semuanya masih sama seperti saat aku pergi dulu
Rinai hujan serasa jarum menusuk kulit,
Sinar matahari begitu panas, menyengat, membakar kulit dan menusuk mata,
Angin pun tak lagi membelaiku mesra
Ah, aku terlalu letih tuk merasakan semua itu
Aku kembali hanya ingin melihat biru langitmu
Berhias pelangi rindu esok pagi
Yang kata Jibril Tuhan ciptakan untukku
Meski aku tahu lelaki berlidah pedang
Yang selalu berdiri di pintumu tak segan membunuhku
Surabaya, Maret 2012
Berawal dari sungai tak berair,
Kota lumpur, hingga negeri para jagal
Sore ini, kereta mimpi berwarna hitam
Membawaku kembali ke kota ini
Dengan udara pengap di setiap sudutnya
;berhias lampu-lampu suram
Ingin sekali aku berbaring sejenak
Di trotoar berlumpur depan istanamu
Melepaskan lelah lalu terlelap
Di atas selembar karton
Bekas gincu bibirmu
Bersama sebotol vodka hijau
;tak semanis secangkir senyum buatanmu
Di kota ini semuanya masih sama seperti saat aku pergi dulu
Rinai hujan serasa jarum menusuk kulit,
Sinar matahari begitu panas, menyengat, membakar kulit dan menusuk mata,
Angin pun tak lagi membelaiku mesra
Ah, aku terlalu letih tuk merasakan semua itu
Aku kembali hanya ingin melihat biru langitmu
Berhias pelangi rindu esok pagi
Yang kata Jibril Tuhan ciptakan untukku
Meski aku tahu lelaki berlidah pedang
Yang selalu berdiri di pintumu tak segan membunuhku
Surabaya, Maret 2012