Langit, percakapan kita di suatu senja
Di taman kaca
Telah membangkitkan insomniaku
Yang mati sejak tujuh purnama
Banyak cerita yang kau lontarkan sore itu
Dengan gaun biru khasmu
;pemberian dari Tuhan
Kau mengusap pipiku dengan lembut
Selembut ombakku pada pantai
Langit, sejak perjumpaan itu
Aku tak banyak kehilangan mata air kataku
Makhluk-makhluk yang selalu di sampingku
Kini satu-persatu meninggalkan
;air kataku tak lagi seasin dahulu
Langit, aku tak lagi menjadi semudra luas
Disemayami berimu ikan warna-warni
Aku hanya sebongkah lubang raksasa
Dipenuhi sampah orang-orang kota nan sombong itu
Langit, ingin sekali aku meminangmu dengan puisi
Seperti yang pernah dilakukan Adam pada Hawa
Atau Majnun pada Laila
Tapi aku tahu kau tak mungkin menerimanya
Karna antara laut dan langit masih ada awan dan angin
Sebagai pemisahnya
Langit, satu yang ingin aku minta padamu
Sebelum pagi datang bersama awan
Izinkan aku memandangmu lebih lama lagi
Sambil sesekali menunggu hujan darimu
Karena aku butuh hujan satu abad
Untuk kembali menjadi samudra
Februari 2011