Tuesday 2 September 2014

Berkat Tenun, Rakyat Sejahtera & Desa Berprestasi


=Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik

Desa Wedani makin moncer dan kondang. Tak hanya potensi desa yang beragam, namun desa di wilayah Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik itu juga sukses meraih juara ketiga lomba desa tingkat Jawa Timur. Semua itu antara lain tak lepas dari motto yang dicanangkan yakni PRIMA (Prioritas, Ramah, Ikhlas, Murah Senyum, dan Adil). Bagaimana sepak terjang para perangkat dan warganya?

Setiap pelayanan yang diberikan kades (kepada desa) dan para perangkat desa harus gratis tanpa ada pungutan sepeser pun. Kalau pelayanan cepat dan nyaman bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Apalagi, hampir setiap hari ada warga yang hendak merintis usaha dan tentu perlu keterangan dari desa.
Siapa pun akan kagum dan terpesona saat pertama kali menginjakkan kaki di Desa Wedani. Betapa tidak, saat memasuki pemukiman desa yang sukses merebut juara III lomba desa di Jatim ini, sama sekali tak tampak adanya kesan kumuh, tak teratur dan ketinggalan zaman, seperti kebanyakan desa lain tak tampak di sana.
Wedani beda, dan mereka mampu mengkondisikan desa tampak asri, nyaman, rindang serta bikin siapa pun betah tinggal di sana. Permukiman warga desa ini selayaknya perumahan atau permukiman di kota. Terawat, teratur dan bersih. Bahkan, bangunan tidak layak huni tak terlihat lagi di Wedani.
“Saya bangga, senang dan puas karena desa ini menjadi juara III. Saya juga jadi tahu di mana yang harus kami perbaiki. Dari lomba tersebut saya tahu kekurangannya di mana. Jadi ke depan akan kami perbaiki,” kata Rohmad, kepala desa (Kades) Wedani, kepada Derap Desa di Kantor Desa Wedani.
Ia bercerita, dalam lomba desa yang diadakan Pemprov Jatim, yang menjadi andalan desanya adalah home industry, yaitu sarung tenun. Sarung tenun Desa Wedani yang masih menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) merupakan usaha turun temurun dari para leluhur. Hingga kini usaha tersebut masih terus dijalankan oleh hampir seluruh warga desa. Meski begitu, hasil produksi sarung tenun Desa Wedani memiliki kualitas yang tak kalah dari sarung produksi alat tenun modern.
Tahun 2009 menjadi titik bangkit usaha tenun Desa Wedani. Saat itu warga desa mengadakan kerjasama dengan Telkom Indonesia untuk mengembangkan usaha tenun. Kerja sama tersebut berupa pinjaman modal yang diberikan kepada warga yang ingin memperbesar usaha tenun mereka.
Semakin hari, usaha tenun yang digeluti sebagian besar warga makin tenar dan dikenal di berbagai penjuru pelosok negeri. Sarung tenun yang mayoritas sarung sutra memiliki kualitas bagus. Dengan desain motif dan warna yang beragam, buah tangan warga Desa Wedani mampu menggaet pasar di berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri.
“Sarung-sarung dengan merek ternama seperti Donggala, Lamiri, Abu Yaman dan lainnya itu ada yang diproduksi di sini. Mereka meminta perajin tenun Wedani untuk memproduksi sarung dengan merek mereka di sini,” tutur Rohmad.
Berkembangnya home industry sarung tenun tangan memberikan dampak positif terhadap kondisi desa, baik secara ekonomi maupun sosial. Salah satunya adalah semakin bertambahnya tangan-tangan kreatif pemuda Desa Wedani yang memilih menjadi perajin tenun. Kondisi ini mengikis pengangguran desa.

Bahkan, menurut Rohmad, semua orang di Desa Wedani baik yang muda, tua, laki-laki atau perempuan, memiliki penghasilan sendiri-sendiri. Mereka seperti tidak saling bergantung pada anggota keluarga lainnya dalam mencari nafkah. Hal ini dikarenakan proses pembuatan sarung tenun yang masih manual, tidak menggunakan mesin.
“Sampai saat ini sudah banyak yang membuka usaha di luar desa, kecamatan bahkan sampai keluar kabupaten. Dengan adanya perkembangan usaha diharapkan pendapatan perkapita meningkat dan juga menyerap tenaga kerja, baik dari dalam maupun luar Desa Wedani,” harap Romad.
            Meningkatnya jumlah perajin tenun di Desa Wedani membuat pendapatan masyarakat desa bertambah. Menurut Rohmad, pendapatan masyarakat Desa Wedani di sektor perdagangan tahun 2013 mencapai Rp 119 milyar dan menjadi yang tertinggi dari sektor-sektor yang lain.
            Sektor lain yang juga memberikan sumbangan yang cukup signifikan pada perekonomian Desa Wedani adalah sektor pertanian yang mencapai Rp 7 milyar,  perikanan sebesar Rp 7 milyar, home industry sebesar Rp 90 juta, dan sektor peternakan sebesar Rp 800 juta di tahun 2013.
            “Total pendapatan masyarakat Desa Wedani pada tahun 2013 mencapai Rp 135 milyar atau naik sebesar 12,5% dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Desa Wedani semakin sehat. Sedikit banyak ini juga dampak dari perkembangan usaha tenun,” imbuhnya. (mtn)
            =====================

Berkat PKK, Angka Buta Huruf Nol
Keberhasilan Desa Wedani menyabet gelar juara III lomba desa se-Jatim edisi 2014, tak lepas dari peran PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Di desa tersebut, peran PKK begitu besar di setiap hal. Bahkan dalam proses pembangunan desa, PKK Desa Wedani ikut andil di dalamnya.
“PKK desa kami aktif. Kegiatannya banyak. Dari Pokja I sampai Pokja IV semuanya jalan. Bahkan di setiap RT itu juga aktif. Di sini PKK punya peran sangat penting bagi kelangsungan pembangunan dan perkembangan desa,” tutur Kades Rohmad yang menjabat sejak dua tahun lalu.
Salah satu program PKK Desa Wedani yang sangat berdampak pada perkembangan desa adalah Keaksaraan Fungsional (KF). Keaksaraan Fungsional yang merupakan program pengentasan buta huruf menjadi perhatian utama PKK Desa Wedani dalam beberapa tahun terakhir. Bukti kongkretnya, angka buta huruf dari tahun ke tahun semakin menurun. Di tahun 2012 angka buta huruf sebanyak lima orang yang semuanya lansia.
“Di tahun 2013 buta huruf sudah nol. Ini semua berkat PKK yang sangat berperan aktif. Tidak hanya itu, untuk orang tua, sekolah kejar paket juga sudah ada. Ini semua berkat inisiasi PKK dan keinginan masyarakat untuk terus maju dan berpengetahuan luas,” lanjutnya.
Sedangkan soal gelar gelar juara III dalam lomba desa Pemprov Jatim membuat Desa Wedani menjadi salah satu desa yang masuk dalam kategori desa maju. Kemajuan Desa Wedani tentu tidak hanya berada dalam satu sektor, namun banyak hal, termasuk ekonomi, pendidikan, dan infrastruktur desa.
Bagi orang yang baru pertama menapakkan kaki di desa ini, hal pertama yang akan membuatnya kagum adalah infrastruktur desa dan permukiman warga yang tertata rapi, layaknya perumahan dan perkampungan tengah kota. Lantaran itu, pujian mengalir pada Kades Wedani. Bagi Rohmad, kondisi desa yang seperti itu bukanlah hasil kerja dirinya sebagai kades seorang, tapi tim.
Pembangunan dan perkembangan desa yang semakin hari semakin bagus tidak lepas dari peran aktif masyarakat. Mereka bergotong-royong membangun desa, baik secara tenaga maupun materi. Tak jarang warga desa mengumpulkan uang kas dari setiap acara di RT atau perkumpulan warga lainnya dipakai sebagai dana pembenahan kampung dan fasilitas umum lainnya.
“Di RT masing-masing ada kegiatan PKK setiap minggu seperti yasinan. Nah, dari setiap kegiatan mingguan itu diadakan uang kas. Istilahnya di sini kas wedok (perempuan). Yang laki-laki juga ada, di setiap RT juga ada kumpulan yasinan, bikin kas juga, namanya kas lanang. Kas-kas ini kemudian dibuat membangun desa,” kata Rohmad.
Partisipasi warga Wedani pembangunan desa, kata Rohmad, tidak lagi 100% melainkan 1000%. Bahkan, saat Desa Wedani diumumkan akan mengikuti lomba desa, antusiasme warga tinggi. Mereka tanpa ragu meluangkan waktu dan materi membantu pemerintah desa mempersiapkan desa mengikuti lomba.
“Warga itu tanpa disuruh langsung memperbaiki sarana yang kurang baik dan rusak. Bahkan yang sekiranya dibutuhkan dibangun dan dibuat,” kata Suparto, Kaur Keuangan, menimpali.
Suparto menyatakan, saat persiapan lomba, masyarakat dengan suka rela mengumpulkan dana untuk membantu Pemdes mempersiapkan desa mengikuti lomba. Dana yang mereka kumpulkan tidak sedikit, tetapi tiga kali lipat dari dana anggaran pemerintah desa. “Itu yang kami salut pada warga,” lanjutnya. (mtn)

DATA DESA
Kepala Desa                : Rohmad
Sektretaris Desa          : Tasmiran
Kaur Keuangan            : Suparto
Kaur Umum                 : Mizan Baroni
Kasi Ekang                   : Bambang S.
Kasi Pemerintahan      : Abd Kadir
Kasi Kesra                    : H. Moh. Zaelani
Jumlah Penduduk        : 3.699 Jiwa
Jumlah KK                    : 879 KK
Luas Desa                    : 458,3 Ha.
Batas desa
-Utara              : Desa Padeg
-Timur             : Desa Kambingan
-Selatan                       : Desa Kandangan
-Barat                          : Desa Gedangkulut 

Tulisan ini dimuat di Majalah Derap Desa Edisi 83 September 2014